5 Pantangan Liburan ala Orang Palembang Kuno yang Konon Mengundang Makhluk Halus, Mitos atau Fakta?
5 Pantangan Liburan ala Orang Palembang Kuno yang Konon Mengundang Makhluk Halus, Mitos atau Fakta? --
RMONLINE.ID – Di era modern ini, liburan menjadi aktivitas yang lumrah dilakukan untuk melepas penat dan menyegarkan pikiran. Namun, tahukah Anda bahwa masyarakat Palembang zaman dahulu memiliki sejumlah kepercayaan unik seputar liburan? Mereka percaya bahwa melanggar pantangan tertentu dapat mendatangkan kesialan selama perjalanan.
Kepercayaan ini berakar kuat pada budaya dan tradisi lokal yang diwariskan secara turun temurun. Masyarakat Palembang tempo dulu sangat menghormati alam dan kekuatan supranatural. Mereka meyakini bahwa setiap tempat memiliki ‘penunggunya’ yang harus dihormati agar tidak mengganggu perjalanan.
BACA JUGA:Penyebab Kepribadian Seseorang Bertambah Pada Penderita DID (Dissociative Identity Disorder)
BACA JUGA:Resep dan Cara Membuat Deram-deram, Kuliner Khas Kepri yang Nikmat
Lantas, apa saja pantangan yang harus dihindari agar liburan berjalan lancar dan terhindar dari kesialan?
Berikut 5 hal yang wajib diperhatikan oleh orang Palembang zaman dahulu sebelum memulai perjalanan:
1. Dilarang Bersiul di Malam Hari
Masyarakat Palembang kuno meyakini bahwa bersiul di malam hari dapat mengundang makhluk halus. Konon, suara siulan dianggap sebagai panggilan bagi mereka. Jika makhluk halus merasa terganggu, mereka bisa saja mengikuti dan mengganggu perjalanan.
2. Hindari Memotong Kuku di Malam Hari
Memotong kuku di malam hari juga dianggap sebagai pantangan. Masyarakat zaman dulu percaya bahwa tindakan ini dapat mengundang roh jahat. Selain itu, memotong kuku di malam hari juga dikaitkan dengan kesehatan. Kondisi pencahayaan yang minim dikhawatirkan dapat menyebabkan luka.
BACA JUGA:Yuk, Nostalgia Bareng 4 Solusi ‘Ajaib’ Masa Kecil 90an dan 2000an yang Bikin Kangen dan Ngakak!
3. Jangan Menyebut Nama Tempat yang Dituju
Uniknya, orang Palembang zaman dulu juga dilarang untuk menyebut nama tempat tujuan secara langsung. Mereka percaya bahwa hal ini dapat membuat ‘penunggu’ tempat tersebut merasa tidak dihormati dan akhirnya mengganggu perjalanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: