Jauhi Sekarang, Inilah Ciri-ciri Seseorang Memiliki Sifat Playing Victim

Jauhi Sekarang, Inilah Ciri-ciri Seseorang Memiliki Sifat Playing Victim

Jauhi Sekarang, Inilah Ciri-ciri Seseorang Memiliki Sifat Playing Victim-Ilustrasi-Berbagai Sumber

Orang yang playing victim sering kali memiliki pandangan bahwa mereka tidak memiliki kendali atas hidup mereka. 

Mereka cenderung merasa tidak berdaya dalam menghadapi tantangan atau masalah, bahkan ketika solusi sebenarnya berada dalam jangkauan mereka.

BACA JUGA:Bolu Kojo Durian Camilan Istimewa Yang Mudah Dibuat, Kaya Nutrisi Berikut Cara Membuatnya

BACA JUGA:Sebelum Bangun Usaha, Inilah Hard Skill yang Patut Dimiliki Seorang Usahawan

Perasaan tidak berdaya ini dapat muncul dalam pernyataan seperti, "Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah situasi ini," atau "Tidak ada gunanya mencoba, semuanya akan tetap sama." 

Sikap ini dapat menjadi self-fulfilling prophecy, di mana keyakinan mereka tentang ketidakberdayaan akhirnya membuat mereka benar-benar tidak mampu mengambil tindakan positif.

Merendahkan Diri Sendiri

Meskipun playing victim sering dikaitkan dengan menyalahkan orang lain, paradoksnya, mereka juga cenderung sering membicarakan hal-hal negatif tentang diri mereka sendiri. Ini bisa terlihat sebagai bentuk self-deprecation atau merendahkan diri sendiri.

Mereka mungkin sering mengatakan hal-hal seperti, "Aku memang tidak berguna," atau "Aku selalu gagal dalam segala hal." 

Pernyataan-pernyataan negatif ini bisa menjadi cara untuk mencari perhatian atau simpati dari orang lain, atau sebagai mekanisme pertahanan untuk menurunkan ekspektasi orang lain terhadap mereka.

Tidak Percaya Terhadap kemampaun Diri Sendiri

Kurangnya kepercayaan diri adalah ciri lain yang sering terlihat pada individu yang playing victim. 

Ini bisa menjadi akar dari banyak perilaku playing victim lainnya dan juga bisa menjadi konsekuensi dari pola pikir korban yang berkelanjutan.

Orang yang kurang percaya diri mungkin ragu-ragu untuk mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru karena takut gagal. 

Mereka mungkin sering mencari validasi dari orang lain dan sangat bergantung pada pendapat orang lain untuk merasa berharga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: