Penduduk Suku Togotil Penghuni Hutan Halmahera Datangi Pekerja Tambang

RMONLINE.ID - Belakangan ini ramai beredar video di media sosial, dimana tiga orang diduga dari Suku Togotil yang sejak lama dikenal sebagai penghuni hutan halmahera.

Dalam video yang beredar mereka muncul berjumlah tiga orang, terdiri dari dua perempuan dan satu orang laki-laki dengan pakaian seadanya.

Belum diketahui, maksud kemunculan orang-orang dari suku togotil yang masih hidup terisolasi dari dunia modern tersebut. Yang pasti selama ini dikenal suko togotil disebut masih primitif dan hidup nomaden.

Informasinya, ini bukan pertama kali mereka muncul saat ada kegiatan di wilayah hutan, seperti pada 2023 dulu juga pernah ada video Suku Togutil mendekati dan menghalau buldoser.

BACA JUGA:Mengenal Suku Melayu Pasemah Penghuni Gunung Dempo Sumatera Selatan dan Banyak di Bengkulu

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Unik Suku Wodaabe, Menculik Istri Orang Dengan Adu Gigi Putih

Dilansir dari berbagai sumber, diketahui, Suku togotil masih dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Halmahera Timur, seperti Miaf, Maba Tengah, Tanjung Lili, Dorosago, Maba Utara, Waya, dan Wasilei Utara.

Untuk diketahui, Suku Togutil juga disebut Suku Tobelo Dalam, merupakan etnis yang mendiami hutan-hutan secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Halmahera, Maluku Utara.

Mereka hidup sangat bergantung pada keberadaan hutan dan bermukim secara berkelompok di sekitar aliran sungai. 

Mereka mengandalkan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti meramu sagu, berburu babi dan rusa, mencari ikan di sungai, dan berkebun.

Maka kalau ada kegiatan yang dianggap merusak hutan tempat tinggalnya, mereka tidak suka.

BACA JUGA:Rumah Bolon Suku Batak Miliki Ornamen Cicak dan Empat Payudara, Maknanya Menyentuh

BACA JUGA:Begini Upaya Suku Tay di Vietnam: Menjaga Warisan Leluhur di Tengah Modernisasi

Suku yang dikenal sangat tertutup ini mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi. Mereka cenderung curiga terhadap orang asing dan menganggapnya sebagai ancaman. 

Sumber: