Cara Apik Rakyat Palembang Saat Melawan Penjajah, Belanda Jatuh Masuk Inggris

Cara Apik Rakyat Palembang Saat Melawan Penjajah, Belanda Jatuh Masuk Inggris

Cara Apik Rakyat Palembang Saat Melawan Penjajah, Belanda Jatuh Masuk Inggris-Istimewa/Dok-radarmukomuko.com

RADARMUKOMUKO.COM - Perlawanan rakyat Palembang, Sumatera Selatan yang begitu gigih saat melawan penjajah tidak bisa dilupakan oleh anak bangsa.

Sebab upaya warga Pelembang di masa lampau tersebut bagian penting dari upaya menuju kemerdekaan Indonesia seperti sekarang ini.

Mengutib dari sumberbelajar.seamolec.org, perlawanan dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin yang menggantikan ayahnya tahun 1804 Sultan Mohamad Baha’udin.

Sultan Mahmud Badaruddin dikenal punya kepribadian yang kuat dan berbakat dalam menghadapi lawannya. Ia trampil berdiplomasi dan mahir dalam strategi perang, organisator yang ulung.

BACA JUGA:Di TPS ini Ganjar-Mahfud Hanya Peroleh 3 Suara

BACA JUGA:Hujan Lebat, Proses Penghitungan Suara di Berbagai TPS Terhenti

Akibat jatuhnya VOC, monopoli Belanda di Palembang tidak dapat dipertahankan, bahkan factorinya di tempat itu hampir lenyap. Krisis ekonomi yang dihadapi pemerintah Hindia Belanda di Palembang, mempercepat peralihan kekuasaan ke tangan Inggris.

Sebelum Jawa jatuh ke tangan Inggris sudah ada kontak antara mereka dengan Palembang. 

Raffles menulis surat kepada Sultan Mahmud Badaruddin agar menyingkirkan Belanda dan untuk keperluan itu Inggris akan memberi bantuan militernya.

Tanpa memberikan tanggapan terhadap tawaran itu, loji Belanda diserang oleh pasukan Sultan, dan orang-orang Belanda dibawa ke hilir untuk dibunuh (14 September 1811) . 

Kemudian loji diratakan dengan tanah untuk menghilangkan bekas-bekasnya. Untuk menghadapi segala kemungkinan di tempat-tempat strategis didirikan bangunan pertahanan, yang paling diperkuat adalah benteng Palembang yang dipasang ratusan meriam. 

Walaupun pertahanan diperkuat sedemikian hebatnya, Palembang dengan tidak banyak perlawanan jatuh ke tangan ekspedisi Inggris di bawah pimpinan Gillespie pada tanggal 24 April 1812. 

Sultan sempat mengungsi ke pedalaman. Sedangkan pimpinan pertahanan kerajaan berada di tangan Pangeran Adipati Ahmad Najamudin, seorang saudara Sultan yang ternyata tidak menunjukkan loyalitasnya kepada kakaknya, bahkan kemudian bersedia berunding dengan Inggris.

BACA JUGA:Sinopsis Film SPOOKS: THE GREATER GOOD, Kisah Intelijen Mata-mata yang Penuh Aksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: