Karomah Kiai Hamid Pasuruan, Ulama Wali yang Bisa Mengetahui Isi Hati Orang Lain
Karomah Kiai Hamid Pasuruan, Ulama Wali yang Bisa Mengetahui Isi Hati Orang Lain--
RADARMUKOMUKO.COM - Kiai Hamid Pasuruan adalah salah satu ulama wali yang terkenal di Indonesia. Ia lahir di Lasem, Rembang, Jawa Tengah pada tahun 1914 dan wafat di Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 1962. Ia adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah di Pasuruan, yang merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur. Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri Nahdlatul ulama (NU) dan anggota Badan Musyawarah ulama (BMU) NU.
Selain memiliki ilmu agama yang luas dan mendalam, Kiai Hamid Pasuruan juga memiliki karomah atau kemampuan luar biasa yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang dekat dengan Allah. Salah satu karomahnya yang paling terkenal adalah bisa mengetahui isi hati orang lain.
Kisah ini terjadi pada tahun 1950, ketika Kiai Hamid Pasuruan sedang mengajar di Pondok Pesantren Salafiyah. Suatu hari, ada seorang santri baru yang datang dari Jawa Tengah untuk mondok di pesantren tersebut. Santri itu bernama Ahmad, dan ia memiliki niat buruk untuk membunuh Kiai Hamid Pasuruan.
BACA JUGA:Hari Guru Nasional 2023, Bupati Mukomuko Titip Pesan Ini
Ahmad memiliki dendam kepada Kiai Hamid Pasuruan karena ia merasa bahwa Kiai Hamid Pasuruan telah menghina ayahnya yang juga seorang ulama. Ahmad mendengar bahwa Kiai Hamid Pasuruan pernah mengatakan bahwa ayahnya tidak mengerti ilmu agama dan hanya mengandalkan karomah. Ahmad pun merasa tersinggung dan bersumpah untuk membalasnya.
Ahmad pun menyusup ke pesantren dengan menyamar sebagai santri. Ia berencana untuk mencari kesempatan untuk menusuk Kiai Hamid Pasuruan dengan pisau yang ia sembunyikan di bawah bajunya. Ia pun mengikuti kajian yang diberikan oleh Kiai Hamid Pasuruan dengan pura-pura antusias.
Namun, Kiai Hamid Pasuruan ternyata bisa mengetahui isi hati Ahmad. Ia bisa melihat bahwa Ahmad memiliki niat jahat untuk membunuhnya. Kiai Hamid Pasuruan pun tidak marah atau takut, tetapi malah kasihan kepada Ahmad. Ia pun memutuskan untuk memberikan pelajaran kepada Ahmad.
Kiai Hamid Pasuruan pun mulai mengajarkan ilmu agama yang sangat sulit dan rumit. Ia mengajarkan ilmu nahwu, shorof, balaghah, arudh, fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadits, ushul hadits, tauhid, kalam, tasawuf, dan lain-lain. Ia mengajarkan ilmu-ilmu tersebut dengan sangat cepat dan detail, tanpa memberikan kesempatan kepada santri untuk bertanya atau mengulangi.
BACA JUGA:Berhasil Menangkan Piala Citra, Inilah Fakta Menarik dari Film WOMEN FROM ROTE ISLAND
Ahmad pun merasa bingung dan kewalahan. Ia tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Kiai Hamid Pasuruan. Ia merasa bahwa ilmu agama yang ia pelajari selama ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai Hamid Pasuruan. Ia pun mulai merasa malu dan rendah diri.
Ahmad pun menyadari bahwa Kiai Hamid Pasuruan adalah ulama yang sangat hebat dan mulia. Ia juga menyadari bahwa ia salah besar telah berani membenci dan ingin membunuh Kiai Hamid Pasuruan. Ia pun menyesali niat buruknya dan memohon ampun kepada Allah.
Ahmad pun memutuskan untuk mengubah niatnya. Ia tidak lagi ingin membunuh Kiai Hamid Pasuruan, tetapi malah ingin belajar ilmu agama dari Kiai Hamid Pasuruan. Ia pun menghampiri Kiai Hamid Pasuruan dan meminta maaf atas kesalahannya. Ia juga mengaku bahwa ia adalah anak dari ulama yang pernah dikritik oleh Kiai Hamid Pasuruan.
BACA JUGA:Resep Bolu Pisang Kukus Sederhana, Empuk dan Mengembang Sempurna
Kiai Hamid Pasuruan pun tersenyum dan memaafkan Ahmad. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud menghina ayahnya, tetapi hanya ingin memberikan nasihat agar ayahnya lebih mengutamakan ilmu agama daripada karomah. Ia juga mengatakan bahwa ia sudah tahu niat buruk Ahmad sejak awal, tetapi ia tidak mengusirnya, melainkan mengajarkannya ilmu agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: