Bung Tomo Pembakar Semangat Pertempuran 10 November, Hingga Ditetapkan Hari Pahlawan

Bung Tomo Pembakar Semangat Pertempuran 10 November, Hingga Ditetapkan Hari Pahlawan

Bung Tomo Pembakar Semangat Pertempuran 10 November, Hingga Ditetapkan Hari Pahlawan--

RADARMUKOMUKO.COM - Penetapan 10 november sebagai hari pahlawan adalah untuk mengenang pertempuran 10 november 1945 dan jasa para pejuang bangsa Indonesia. 

Membahas pertempuran 10 november di Surabaya, Jawa Timur tentu tidak lepas dari sosok Pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) Sutomo atau biasa dipanggil Bung Tomo

Seruan Bung Tomo, membangkitkan semangat rakyat Surabaya berperang melawan tentara sekutu. 

BACA JUGA:Hari Pahlawan dan Pertempuran 10 November di Surabaya, 20.000 Korban Nyawa dan 150.000 Warga Mengungsi

BACA JUGA:Daftar Pahlawan Nasional Yang Meninggal Diusia Muda, Bahkan Belasan Tahun

Dilansir dari berbagai sumber, pemicu peristiwa 10 November 1945 salah satunya perobekan bendera pada 19 September 1945. Kemudian peristiwa heroik 27-29 Oktober 1945 yang semuanya dimenangkan Indonesia hingga sekutu mengibarkan bendera putih.

Terus tewasnya Brigjen Mallaby pada 30 Oktober 1945. Mallaby tewas di dalam mobil yang ditumpanginya diduga akibat terkena lemparan granat ketika melintas di depan Gedung Internatio.

Bung Tomo dikenal sebagai seorang wartawan dan dimasa revolusi fisik, Bung Tomo diangkat menjadi Ketua Umum Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia.

Dalam pertempuran 10 November, Bung Tomo tak hentinya menggelorakan semangat rakyat untuk menentang penjajah. Ia meneriakkan orasi yang petilannya kita kenal sampai sekarang:

“…. Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!”. Kata-kata itu terus memantikkan keberanian pada para pejuang

Bung Tomo  lahir 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Pada 1950 ia sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata. Selain itu juga menjabat anggota DPR pada 1956–1959 mewakili Partai Rakyat Indonesia.

BACA JUGA:Mengenang Pertempuran 10 November di Surabaya, Perang Terbesar Usai Indonesia Merdeka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: