Cinta Terakhir Bung Karno, Heldy Djafar Yang Sudah Diramal Sejak Kecil akan Mendapat Orang Besar
Cinta Terakhir Bung Karno, Heldy Djafar Yang Sudah Diramal Sejak Kecil akan Mendapat Orang Besar--
RADARMUKOMUKO.COM - Seperti diketahui, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno termasuk sosok pria yang mengagumi kecantikan wanita, sehingga ada banyak perempuan yang memikat hatinya. Bahkan tercatat dalam sejarah, Soekarno memiliki 9 orang istri.
Heldy Djafar adalah cinta terakhir Bung Karno, dimana mereka menikah pada tahun 1966 yang disaksikan Ketua DPA Idham Chalid dan Menteri Agama Saifud. Saat itu Soekarno sudah berumur 65 tahun, sedangkan Heldy Djafar masih 18 tahun, yaitu kelahiran 10 Agustus 1947 di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Tidak lama setekah mereka menikah Kondisi politik tanah air sedang panas dan Soekarno menjadi tahanan politik. Hal ini membuat hubungan keduanya renggang dan akhirnya rumah tangga Soekarno dan Heldy Djafat hanya bertahan selama 2 tahun.
BACA JUGA:5 Istri Soekarno Yang Memiliki Anak, Fatmawati dan Hartini Lahirkan 7 Anak Sang Proklamator
BACA JUGA:Kisah Hidup Bung Karno, Dari Kusno Mejadi Soekarno Hingga Achmed Soekarno
Sama dengan beberapa istri Soekarno lainnya, pernikahannya dengan Heldy Djafar juga sebuah cerita cinta yang penuh kontroversi, apalagi usia yang terpaut jauh.
Merujuk dari berbagai sumber seperti wikipedia, Heldy Djafar merupakan putri bungsa dari 9 bersaudara anak pasangan Hj. Djafar dan Hjh Hamiah, keluarga yang cukup terpandang.
Menariknya, ketika Hj Hamiah mengandung Heldy, ia sempat melihat bulan bulat seutuhnya atau bulan purnama. Lalu seorang rekan H Djafar yang sedang bertandang ke rumahnya yaitu seorang Tionghoa meramalkan saat bayinya lahir harus dijaga hati-hati sampai beranjak dewasa.
Waktu Heldy masih duduk di bangku SMP, seorang tante yang dianggap pandai meramal dan biasa disapa Mbok Nong mengatakan bahwa kelak jika dewasa, ia akan mendapatkan "orang besar". Sejak kecil, ia sudah khatam membaca Al-Qur'an.
Juga diceritakan, pada saat penumpang mobil menyebarkan selebaran berisi pengumuman bahwa akan ada pidato Presiden Soekarno di Samarinda. Kakak kandung Heldy, Yus, ikut memunggut lembaran kertas itu sambil berdiri di balik pagar rumahnya, Jalan Mangkurawang. Heldy pun merengek ingin bertemu Presiden, namun ditolak.
Singkat cerita tamat SMP, Heldy pindah ke Jakarta, Heldy tinggal di rumah kakaknya Erham di Jalan Ciawi III nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Erham sendiri bekerja di sebuah perusahaan bank dan sudah memiliki tiga orang anak.
Sementara Yus, kakak Heldy, waktu itu masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia memilih tinggal di asrama Kalimantan, Jalan Cimahi 16, Menteng, Jakarta Pusat.
BACA JUGA:Kisah Cinta Tan Malaka dan Syarifah, Terhalang Perjodohan Orang Tua, Setelah Janda Itu Pilihan
BACA JUGA:Kisah Cinta Beda Agama Pahlawan Nasional, Terpisah Karena Keadaan Hingga Ditembus Peluru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: