Berikut Arsitektur Bangunan Tua Peninggalan Kolonial yang Masih Berdiri Hingga Sekarang

Berikut Arsitektur Bangunan Tua Peninggalan Kolonial yang Masih Berdiri Hingga Sekarang

Berikut Arsitektur Bangunan Tua Peninggalan Kolonial yang Masih Berdiri Hingga Sekarang--

RADARMUKOMUKO.COM - Indonesia adalah negara yang pernah mengalami masa penjajahan oleh beberapa bangsa asing, seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.

Selama masa penjajahan tersebut, bangsa-bangsa penjajah tidak hanya menguasai sumber daya alam dan manusia, tetapi juga membangun berbagai bangunan untuk kepentingan mereka.

Bangunan-bangunan tersebut memiliki ciri khas arsitektur yang mencerminkan gaya dan budaya dari negara asalnya. 

Bangunan-bangunan tersebut disebut sebagai arsitektur kolonial.

Arsitektur kolonial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bangunan yang dibangun oleh bangsa penjajah di wilayah jajahannya.

Arsitektur kolonial biasanya mengadaptasi gaya arsitektur dari negara asalnya dengan memperhatikan kondisi iklim, geografis, sosial, dan budaya dari wilayah jajahan.

Arsitektur kolonial juga memiliki fungsi yang beragam, seperti tempat ibadah, kediaman, kantor pemerintahan, benteng, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.

BACA JUGA:Pinjam Bank Mandiri Rp 100 Juta Hingga Rp 5 Miliar Dengan Jaminan Sertifikat, Proses Cepat

BACA JUGA:Bangun Jembatan Semanggi Hingga Gedung MPR/DPR, Sutami Menteri Miskin Tak Punya Biaya Berobat

Di Indonesia, masih banyak bangunan peninggalan penjajah yang masih berdiri hingga saat ini. Beberapa contoh arsitektur kolonial di Indonesia antara lain:

- Gereja Blenduk di Semarang. Gereja ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1753 dengan gaya arsitektur Barok. Gereja ini memiliki kubah besar yang berwarna tembaga dan menyerupai blenduk (kubah).

Gereja ini juga memiliki menara lonceng dan jam besar di atas pintu masuk. Gereja ini merupakan gereja tertua di Jawa Tengah dan salah satu ikon kota Semarang.

- Istana Maimun di Medan. Istana ini dibangun oleh Kesultanan Deli pada tahun 1888 dengan bantuan Belanda. Istana ini memiliki gaya arsitektur Melayu dengan pengaruh Eropa dan Timur Tengah.

Istana ini memiliki atap limas berwarna kuning dan hijau serta hiasan ukiran dan kaligrafi. Istana ini merupakan kediaman resmi Sultan Deli dan salah satu objek wisata di Medan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: