Kisah Perjuangan Kiai Yahya, Dihujani Bom Oleh Belanda Tapi Tidak Meledak

Kisah Perjuangan Kiai Yahya, Dihujani Bom Oleh Belanda Tapi Tidak Meledak

Kisah Perjuangan Kiai Yahya, Dihujani Bom Oleh Belanda Tapi Tidak Meledak--

RADARMUKOMUKO.COM - Kaum Ulama dan Santrinya termasuk pejuang garis depan dalam rangka melawan penjajahan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan pekikan jihad, mereka berani mati melawan penjajah dengan hanya bersenjata bambu runcing.

Salah satu ulama yang memiliki peran besar melawan penjajah yang patut dikenang adalah, almaghfirullah KH Muhammad Yahya Gading, Kota Malang. 

Buya Yahya memiliki nama lengkap Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri. Beliau lahir di Blitar, Jawa Timur pada hari Rabu Legi tanggal 16 Rojab tahun 1393 Hijriyah atau 10 Agustus 1973 Masehi.

Ia merupakan putra dari pasangan KH Qoribun dengan Nyai Ratun yang lahir di Desa Jetis, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. 

BACA JUGA:Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Bikin Belanda Loyo, Tapi Juga Kerjai Pejuang Hingga Komandannya Sendiri

BACA JUGA:Pejuang Wanita Raden Nyai Ageng Serang Pemimpin dan Penasehat Perang di Tanah Jawa

Sejak kecil Kiai Yahya digembleng dengan ilmu agama ala pesantren oleh ayahnya. Ia juga belajar kepada pamannya menjadi salah satu Mursyid Thariqah Kholidiyah, KH Abdullah. 

Salah satu cerita terkait dengan perjuangannya adalah, cerita bom Belanda tak meledak karena rapalan hizib mengiringi kisah perjuangan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) tersebut.

Melansir dari NU online, didikan ketat sejak dini itu membuat Kiai Yahya cinta akan ilmu. Ia pun menimba ilmu di sejumpah pesantren, di antaranya Pesantren Bungkuk Singosari, Pesantren Cempaka Blitar, Pesantren Kuningan Blitar, Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo, dan Pesantren Kiai Asy’ari Tulungagung hingga Pesantren Jampes Kediri.

Dari menuntut ilmu, Kiai Yahya menjadi pengasuh generasi keempat PPMH di Gading, Kota Malang. 

Ia melepas lajangnya dengan menikahi Nyai Siti Khodijah, putri angkat KH Ismail. Pasangan ini dikarunia sebelas anak.

Satu hal perlu diketahui, Kiai Yahya bukan seorang ulama bukan saja pengajar atau pembimbing santrinya. Tapi juga seorang putra bangsa yang mencintai tanah air.

Terbuku Biai Yahya ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI. Ia juga tokoh agama yang bermasyarakat, juga gemar berorganisasi.

Kiai Yahya juga berada di garis depan bersama laskar Hizbullah-Sabilillah dan BKR ketika berjuang melawan Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: