Pangeran Antasari Tokoh Perang Banjar Pemimpin Seluruh Suku Sepanjang Sungai Barito

Pangeran Antasari Tokoh Perang Banjar Pemimpin Seluruh Suku Sepanjang Sungai Barito

Pangeran Antasari Tokoh Perang Banjar Pemimpin Seluruh Suku Sepanjang Sungai Barito--

RADARMUKOMUKO.COM - Rasanya semua tahu dengan sosok satu ini, karena di sekolah sejak SD potonya sering ditampilkan di kelas. Ia adalah Pangeran Antasari, merupakan pahlawan nasional, tokoh pemimpin yang melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama rakyat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar 1797 atau 1809 dan meninggal di Bayan Begok, Hindia Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun.

Melansir dari wikipedia, Pangeran Antasari dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.

BACA JUGA:Ini Sosok Wanita Yang Membuat Pangeran Diponegoro Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

BACA JUGA:Martha Christina Tiahahu Pahlawan Wanita dari Maluku, Anak Piatu Besar di Medan Tempur

Pangeran Antasari tidak hanya dianggap sebagai pemimpin Suku Banjar, dia juga merupakan pemimpin Suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung, Bakumpai dan beberapa suku lainya yang berdiam di kawasan dan pedalaman atau sepanjang Sungai Barito, baik yang beragama Islam maupun Kaharingan.

Setelah Sultan Hidayatullah ditipu Belanda dengan terlebih dahulu menyandera Ratu Siti (Ibunda Pangeran Hidayatullah) dan kemudian diasingkan ke Cianjur, maka perjuangan rakyat Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran Antasari.

Sebagai salah satu pemimpin rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu dari pewaris kesultanan Banjar. 

Untuk mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin perjuangan melawan penjajah di wilayah Banjar bagian utara (Muara Teweh dan sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret 1862, bertepatan dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan "Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah" ”

Seluruh rakyat, para panglima Dayak, pejuang-pejuang, para alim ulama dan bangsawan-bangsawan Banjar dengan suara bulat mengangkat Pangeran Antasari menjadi "Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin", yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.

BACA JUGA:Lima Pahlawan Cantik Asal Aceh Yang Angkat Senjata Melawan Belanda

BACA JUGA:7 Pahlawan Indonesia Yang Sangat Berjasa, Namun Jarang Dikenal Oleh Masyarakat Indonesia

Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk berhenti berjuang, ia harus menerima kedudukan yang dipercayakan oleh Pangeran Hidayatullah kepadanya dan bertekad melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya kepada Allah dan rakyat. 

Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April 1859. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: