Lewat Kuburan Simpang Picung, Semua Hampa
--
Kisah Mistis Dibalik Kecelakaan Sekda
SEKDA Mukomuko Drs.Yandaryat menghembuskan napas terakhir di ruang ICU RSUD M.Yunus Bengkulu pada Minggu (18/12) Pukul 00.06 WIB. Ia mengalami cidera cukup berat, pendarahan otak kecil dan otak besar setelah kecelakaan di Lebong sehingga harus dioperasi. Kepergian almarhum merupakan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Mukomuko. Dibalik kecelakaan yang merenggut nyawa salah satu pemangku penting daerah ini, terselip cerita mistis. Dimana lokasi kejadian tidak jauh dari kuburan. Berikut ceritanya.
AMRIS TANJUNG – Harian Radar Mukomuko
Almarhum Sekda Yandaryat ke Lebong dalam rangka menghadiri rapat koordinasi Tim Evaluasi Realisasi Anggaran (TEPRA). Acara diikuti seluruh perwakilan pemerintah se-Provinsi Bengkulu. Sebetulnya diawal keberangkatan sudah ada firasat, dimana Sekda dikabarkan bersekukuh ingin hadir pada acara ini, padahal rencananya diwakili oleh pejabat lain atau asisten. Sebab sekda memiliki tugas lain yang juga cukup penting. Salah satu alasan sekda nekat ke Lobong, selain rapat Tepra juga ia sangat ingin bersilaturahmi dengan kawan-kawannya semasa dulu yang juga sama-sama pejabat.
Pada (9/12) Sekda Yandaryat berangkat ke Lebong menaiki Fortuner dengan nomor polisi BD 1516 PS. Seperti bisa dalam setiap dinas luar ia didampingi sopir bernama Tedhi Alvian Toni (33) dan ajudannya Aditya (21). Ia menghadiri seluruh rangkaian kegiatan di Lebong dan menjalin silaturahmi dengan rekan-rekannya. Setelah seluruh rangkaian selesai, mereka bersiap untuk pulang. Sebelum kembali ia sempat berkali-kali melempar pertanyaan pada sopirnya terkait jalan pulang, apakah lewat curup atau jalan pintas arah Muara Aman menuju Arga Makmur. Pada akhirnya ia memutuskan untuk lewat Muara Aman.
Sang pengemudi langsung mengarahkan mobilnya pulang lewat Arga Makmur. Belum jauh berjalan, Sekda meminta sopirnya berhenti di salah satu masjid. Namun setelah dicek ternyata masjid terkunci, akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kembali dan akan berhenti di masjid berikutnya. Mobil langsung melaju dengan kecepatan sedang dengan kondisi jalan cukup baik dan sepi. Mobil melewati Kuburan Simpang Picung atau TPU Kelurahan Tanjung Agung Lebong, dimana dulunya kuburan ini cukup terkenal dengan cerita mistisnya. Baru beberapa meter setelah itu, tanpa gangguan dan disadari mobil ini lurus keluar jalur “Duar” kecelakaanpun terjadi, mobil menabrak trotoar yang belum selesai dibangun. Kabarnya kejadian kecelakaan di sekitar kuburan ini bukan kali ini saja.
‘’Dalam berita disebutkan banting stir karena menghindari lawan, itu tidak benar. Kami berjalan tidak ngebut dan saya tidak ngantuk karena belum jauh berjalan. Tapi tiba-tiba saja mobil menabrak. Itu diluar kesadaran saya, rasanya terjadi begitu saja. Entah apa yang terjadi saya sendiri bingung. Saat itu melewati kuburan simpang picung dan rasanya hampa begitu saja,’’ Cerita Tedy sewaktu didatangi ke M.Yunus.
Juga Tedy mengakui dari cerita yang ia dapat, kuburan ini cukup angker dan sekitar lokasi ini sering terjadi kecelakaan. Diyakininya dirinya tidak lengah dalam berkendara. Sebab selama membawa sekda ia selalu berhati-hati dan belum pernah terjadi kecelakaan.
‘’Saya merasa ada sesuatu yang di luar kemampuan saya. Memang saya dapat cerita di jalan ini ada kuburan dan sering terjadi peristiwa mistis,’’ tuturnya.
Cerita dugaan ada misteri dibalik kecelakaan ini, boleh dipercaya dan boleh tidak, karena segala sesuatu sudah diatur yang maha kuasa. Ketua BMA Kabupaten Lebong, Nedi Aryanto Jalaludin, diminta tanggapannya soal cerita mistis di wilayah tersebut, tidak menampiknya. Dikatakannya, menurut cerita rakyat, simpang picung ini dulunya merupakan pelintasan dari “tetua” dalam hal ini makhluk gaib berupa harimau yang menurut cerita, keramat sebagai penjaga. Namun ia enggan mengaitkan kecelakaan ini dengan peristiwa mistis. Karena kecelakaan yang menyebabkan sekda meninggal adalah musibah dan memang sudah kehendak yang maha kuasa.
‘’Soal cerita mistis, itu cerita rakyat dan biasa di kampung-kampung. Sebab disana dulu dipercaya sebagai wilayah pelintasan “tetua”. Kecelakaan ini adalah musibah dan kehendak Allah SWT. Kami atas nama BMA Lebong turut berduka cita dan mendoakan yang terbaik untuk Sekda Mukomuko, mudah-mudahan amal ibadahnya diterima,’’ tuturnya.
Dikutip keterangan Kasat Lantas Polres Lebong, dari olah TKP sementara, kendaraan melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Namun saat berada di simpang Danau Picung, mobil ini Mukomuko ini mengelak kendaraan lain yang melintas berlawanan arah, lalu membanting stir ke bagian kanan jalan hingga menabrak trotoar jalan. Untuk kepastiannya dalam dua hari ini Lantas Polres Lebong akan menggelar perkara.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: