Pelabuhan 'Wait and See'

Pelabuhan 'Wait and See'

--

Bupati : Dampak Isu Gempa

MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Salah satu visi dan misi kampanye Sapuan - Wasri adalah pembangunan pelabuhan. Untuk merealisasikannya berbagai upaya dilakukan oleh bupati, mulai dari pendekatan ke beberapa investor hingga ekspos ke kementerian. Bahkan sudah beberapa kali survey lokasi dan tim turun mensosialisasikan ke masyarakat penyangganya. Termasuk sudah dirancang rencana ganti rugi lahan masyarakat di sekitar lokasi pelabuhan. Nambun belakangan ini, rencana pembangunan pelabuhan diduga melambat dan terkesan berat untuk direalisasikan. Infonya dampak isu gempa pihak investor harus mengkaji ulang. Akhirnya pemerintah daerah hanya bisa menunggu dan melihat seperti keputusan akhir investor kelak.

Bupati Mukomuko H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA saat diminta keterangannya, tidak menapik, bahwa belakangan ini ada tarik ulur realisasi pemabuhan. Alasannya pihak investor yang sudah menyatakan diri siap membangun pelabuhan ini, harus melakukan pengkajian ulang, dampak dari isu gempa bumi yang sempat ramai dibahas.  

‘’Rencana pembangunan pelabuhan ini oleh pihak swasta, sebetulnya sudah ada persetujuan. Namun karena dampak dari isu gempa besar yang bakal terjadi di wilayah ini, mereka harus mengaji lagi. Intinya posisi investor sekarang, menunggu dan melihat,’’ katanya.

Namun demikian bupati mengatakan persiapan masih terus berjalan, karena ia yakin pihak investor akan tetap melanjutkan prosesnya. Ia menilai wajar, isu gempa menyebabkan investor melakukan kajian lebih mendalam. Sebab ini berguna untuk tidak ada kerugian besar. Keputusan dalam bisnis harus di semua aspek.

‘’Ini sama saja dengan kita. Ketika mau investasikan uang, tapi ada resiko rugi besar seperti itu. Terlebih lagi berhadapan resiko bencana alam. Makanya dikaji lagi seluruh aspeknya,’’ tegasnya. 

Diketahui, mewujudkan pelabuhan CPO di Mukomuko, menjadi salahsatu misi bupati dan wakil bupati Mukomuko sekarang. Pembangunan pelabuhan, melibatkan seluruh perusahaan pabrik kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Mukomuko. 

 Dengan bentuk kesertaannya, berupa penyertaan modal. Dengan tiap perusahaaan, lebih dari Rp 1 miliar. Investor yang digandeng, juga bekerja sama dengan Pemkab Mukomuko. Dengan Pemkab melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemkab Mukomuko. Dan untuk mewujudkan pelabuhan tersebut, membutuhkan pendanaan hingga Rp 500 miliar lebih.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: