Pegawai RSUD 508 Orang, Butuh Rp 1,3 Miliar

Pegawai RSUD 508 Orang, Butuh Rp 1,3 Miliar

--

RADARMUKOMUKO.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko merupakan salah satu instansi pemerintah daerah dengan jumlah pegawai terbanyak dalam satu tempat dinas. 

Dimana totalnya mencapai 508 orang. Dari jumlah ini yang berstatus PNS sebanyak 180 orang, selebihnya pegawai honorer hingga Tenaga Suka Rela (TKS). 

Kondisi ini juga menjadikan rumah sakit merupakan instansi dengan kebutuhan anggaran untuk belanja terbesar, minimal satu bulan Rp 1,1 miliar hingga Rp 1,3 miliar.

Plt Direktur RSUD Mukomuko, Drs. H. Bustari Maller, SH, M.Hum mengungkapkan, karyawan rumah sakit yang mencapai 508 orang ini terdiri dari berbagai sub bagian, mulai dari petugas kebersihan, juru masak, satpam, perawat, dokter hingga tim managemen. Semuanya tidak hadir setiap saat tapi menggunakan sistem shift atau piket.

‘’Jumlah ini sudah memadai, tidak perlu lagi ada penambahan, walaupun ada yang resign karena ada alasan lain. 

Banyaknya pegawai wajar, karena disini banyak bagian dan butuh tenaga. Contohnya untuk kebersihan, tidak mungkin hanya bisa ditangani beberapa orang,’’ katanya.

Diakuinya juga, banyaknya jumlah pegawai tentu juga menyebabkan kebutuhan anggaran setiap bulannya besar. 

Satu bulan butuh dana diatas satu miliar. Untuk honor atau jasa piket saja perbulannya mencapai Rp 500 juta lebih. 

Bayangannya untuk satpam pada Agustus mencapai Rp 56 juta. Listrik per bulannya mencapai Rp 78 juta. Belum lagi belanja lain yang wajib dilakukan.

‘’Rumah sakit kita ini besar, maka wajar butuh banyak orang dan banyak anggaran. Itu harus karena menyangkut dengan pelayanan  pada masyarakat yang tidak bisa ditunda-tunda,’’ paparnya.

Terus soal pendapatan rumah sakit sendiri, Bustari mengatakan sejak pandemi terjadi penurunan pengunjung signifikan. 

Ini berdampak pada keuangan, karena sumber pendapatan BLUD adalah dari jumlah orang yang berobat atau butuh pelayanan. Pada bulan Agustus kemarin, total pendapatan dari layanan umum, termasuk ambulance sekitar Rp 364 juta. 

Rendahnya pendapatan, juga dipengaruhi oleh banyaknya peralatan rumah sakit yang rusak, seperti lab, rontgen, alat USG dan lainnya. 

‘’Pendapatan ini belum masuk BPJS, perkiraan kalau digabung semuanya, pendapatan bulan lalu bisa mencapai Rp 1,7 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: