Hasil Produksi Pertanian di Mukomuko Merosot

Hasil Produksi Pertanian di Mukomuko Merosot

--

RADARMUKOMUKO.COM – Periode masa panen Agustus 2022. Hasil produksi gabah petani di SP8 Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu merosot. Rata-rata di bawah 1 ton per hektare.

Kepala Desa (Kades) Sumber Makmur, Hadi Sulistyo mengungkapkan, penyebab utama menurunnya hasil produksi gabah dikarenakan padi petani di desanya sempat diserang hama tikus dan burung. 

‘’Ada puluhan hektare sawah yang diserang tikus dan burung. Saya termasuk korbannya. Namun gagal panen sih tidak, namun hasil panen yang diperoleh petani rata-rata di bawah satu ton per hektare,’’ ungkap Hadi Sulistyo kepada radarmukomuko.com, Minggu (28/08/2022) sore.

Dijelaskan Hadi Sulistyo, lahan pertanian garapan petani di Desa Sumber Makmur umumnya merupakan lahan hasil cetak sawah baru program pemerintah beberapa tahun lalu.  Biasanya, untuk 1 haktare lahan sawah dalam kondisi normal bisa menghasilkan 8 ton gabah per hektare. Tapi, kata Hadi, untuk kali ini petani benar-benar sedang diuji. Hasil yang diperoleh merosot tajam.  

‘’Ya, kalau kondisi normal, satu hektare sawah bisa mencapai 8 ton lebih. Ini tergantung dari proses pemeliharaan tanaman, pemupukan dan lainnya,’’ imbuhnya. 

Lahan sawah petani setempat mengandalkan sumber pengairan dari Daerah Irigasi (DI) Sayap Kanan hasil pembangunan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) VII Bengkulu.  Menurut Hadi, untuk sumber pengairan diperkirakan sangat memadai, dan tidak menjadi kendala bagi petani untuk menggarap lahan. 

‘’Petani di desa kami, untuk sumber pengairan tidak ada masalah. Sumbernya dari irigasi Sayap Kanan, dan sangat memadai untuk mengairi ratusan hektare sawah di desa kami,’’ ujarnya. 

Yang menjadi persoalan, kata Hadi Sulistyo, petani di desanya belum menampakkan kekompakan pada proses musim tanam. Ia menduga, penyebab hama tikus dan burung ini kerap menyerang lahan di wilayahnya, karena proses tanam oleh petani desa tidak serentak.

‘’Periode Agustus ini sudah ada yang panen. Dan ada juga padi petani yang baru berumur 51 hari. Dampak tidak serentaknya musim tanam ini, menjadi penyebab hama berpindah-pindah. Harapan kita, kedepan petani desa bisa kompak, dengan musim tanam serentak,’’ pintanya. 

Kondisi yang dialami petani SP8 Sumber Makmur dibenarkan oleh Sekretaris Rumus Institut Kabupaten Mukomuko, Rusman Aswardi, SP. Ia berharap, persoalan yang dihadapi petani ini dapat mengundang perhatian dari pemerintah. 

‘’Saya pun petani, dan cukup merasakan betapa pahitnya gagal panen. Untuk itu, kita harapkan adanya perhatian dari pemerintah membantu para petani yang merugi di Desa Sumber Makmur itu,’’ ujarnya. 

Disisi lain, ia juga mengimbau kepada para petani untuk membangun kekompakan dalam memasuki masa tanam padi sawah. 

‘’Ada baiknya juga untuk mengurangi serangan hama tanaman, petani kompak dengan melaksanakan jadwal tanam serentak,’’ demikian Rusman. (nek)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: