Lambat, Harga TBS Sawit Berangsur Naik

Lambat, Harga TBS Sawit Berangsur Naik

Petani Sawit sedang mengangkut hasil panen untuk dibawa ke pengepul/toke.--

MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.com – Sejak satu bulan terakhir Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit tidak lagi mengalami penurunan. Namun kenaikan harga yang terjadi sangat lambat. Berbeda dengan saat harga turun hanya butuh waktu satu minggu, anjlok ke titik terendah. Adapun harga TBS tertinggi saat ini Rp 1.430 per-kg di PT.GSS dan Rp 1.410 per-kg di PT.BMK. Umumnya pabrik sudah membeli buah dengan harga diatas Rp 1.300 per-kg, hanya di PT.Sapta masih diangka Rp 1.260 per-kg.

Rincian harga di beberapa pabrik lainnya di PT. KSM, Rp 1.350 per-kg, PT. MMIL, Rp 1.370 per-kg, PT SSS Rp 1.370 per-kg dan PT. SAP Rp 1.370 per-

Kg. Selanjutnya di PT. KAS, Rp 1.350 per-kg, terus PT. DDP Rp 1.370 per-kg dan pabrik PT. USM Rp 1.390 per-kg. 

Kepala Dinas pertanian (Distan) Mukomuko, Apriansyah,ST,MT mengatakan untuk harga yang berlaku di pabrik saat ini tidak jauh berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh tim provinsi.

 Ia juga mengakui sejak beberapa waktu lalu harga TBS mengalami tren kenaikan, tidak terjadi penurunan secara signifikan seperti sebelumnya.

‘’Harga TBS terus membaik, sejak beberapa minggu lalu trennya mengalami kenaikan harga, tidak ada penurunan yang signifikan seperti beberapa waktu lalu,’’ katanya.

Lanjutnya, kenaikan harga dipengaruhi oleh harga CPO dunia dan juga aktivitas jual beli pabrik CPO. Melihat dari membaiknya volume jual beli  TBS maupun CPO, ia optimis kenaikan harga terus akan terjadi. Maka masyarakat harus kembali bersemangat mengelola kebunnya, karena sawit merupakan andalan dari ekonomi Kabupaten Mukomuko.

‘’Kita yakin harga terus mengalami kenaikan, mudah-mudahan sampai pada titik yang diharapkan masyarakat selama ini,’’ tuturnya.

Salah seorang petani, Wahyu mengatakan harga TBS saat ini sudah cukup bagus, namun belum seimbang dengan biaya pemeliharaan, pemupukan dan kebutuhan masyarakat. Ia berharap harga segera baik seperti sebelumnya, diangka diatas Rp 2000 per-kg. Sebab harga pupuk tidak mengalami penurunan, malah semakin mahal.

‘’Sekarang di petani sudah diatas Rp 1000 per-kg, namun dari ini masih perlu mengeluarkan upah dodos, sehingga yang didapat bersih petani masih dibawah seribu,’’ tutupnya.(jar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: