Urine Dan Kotoran Kambing, Solusi Atasi Mahalnya Harga Pupuk

Urine Dan Kotoran Kambing, Solusi Atasi Mahalnya Harga Pupuk

--

TERAS TERUNJAM,  RADARMUKOMUKO.com – Pupuk menjadi kebutuhan utama para petani. Baik petani sawah, holtikultura maupun kebun. Belakangan harga pupuk non subsidi, baik yang kimia maupun organik melonjak naik.

Petani dituntut berkreativitas menyiasati mahalnya pupuk. Sebagaimana yang dilakukan oleh ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Tama, Desa Karang Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Edri Yansen. 

Selain memiliki kebun sawit dan holtikultura, Yansen juga memiliki usaha tambahan yang baru dirintis, yakni ternak kambing. Selain mendapatkan hasil dari kambing, juga akan mendapatkan pupuk organik berupa kotoran dan urine kambing.  

Yansen mengatakan, persiapan ternak kambing sudah sudah dilakukan sejak tahun lalu. Persiapan berupa pembuatan kandang.

Kandang ini dibuat memanjang, kapasitas 33 ekor. Selain kandang juga penanaman rumput, untuk pakan. Pada awal tahun ini, kandang mulai diisi. Ada dua jenis kambing yang dipelihara. Peranakan Etawa dan saigon. Kambing ini didatangkan dari Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara.

Yansen menargetkan akan memelihara minimal 50 ekor untuk indukan. Kambing jantannya akan disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlah tersebut, tentunya tidak harus beli seluruhnya, melainkan hasil pengembangan. Setelah jumlah indukan cukup, maka anak-anaknya akan dijual.

‘’Kandang yang masih kosong untuk 20 ekor. Pembelian kambing ditunda karena adanya penyakit kuku dan mulut. Kami fokus dengan kambing yang sudah ada,’’ ungkap Yansen.

Yansen menambahkan, sejak 6 bulan terakhir, telah memelihara 13 ekor kambing. Dari jumlah tersebut, telah didapat 400 liter urine kambing, dan 15 karung pupuk kandang setiap bulannya. 

Hal sudah sangat membantu meringankan biaya pembelian pupuk. Urine kambing dijadikan Pupuk Organik Cair (POC). Sebelum diimplementasikan, urine kambing dan pupuk kandang, dilakukan fermentasi terlebih dulu.

‘’Urine kambing dan pupuk kandang ini sangat bagus untuk tanaman dan tanah jadi subur. Pelihara kambing, menjadi solusi mengatasi mahalnya pupuk organik,’’ jelas Yansen.

Masih Yansen, dari 13 ekor kambing, setelah dipelihara selama 6 bulan, 8 diantaranya sedang bunting. Meskipun belum mendapatkan hasil dari menjual kambing, tapi sudah mendapat keuntungan berupa pupuk organik.

Kecukupan pakan, menjadi salah satu kunci keberhasilan. Persiapan pakan telah dilakukan dengan matang. Tanaman rumput di sela tanaman holtikultura dan kebun sawit, stoknya cukup banyak. 

‘’Kambing 24 jam dalam kandang. Kalau dilepas, selain berpotensi merusak tanaman, kotorannya dan urine tidak bisa terkumpul. Soal pakan, stoknya sudah disiapkan,’’ papar Yansen.

Setelah ini berhasil, ilmu dan pengalaman ini akan dibagikan kepada petani yang lain. Bahwa dengan ternak kambing, banyak keuntungan yang didapat. Selain hasil berupa anak kambing, juga keuntungan mengurangi pembelian pupuk organik. Tanaman dan tanah menjadi subur, hasil pertanian meningkat.(dul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: