Pedagang Bukoan Bebas Berlapak

Pedagang Bukoan Bebas Berlapak

Rawan Kemacetan Hingga Kecelakaan

MUKOMUKO, radarmukomuko.com Sudah menjadi kebiasaan, pada bulan Ramadhan banyak yang berjualan menu bukoan atau takjil, bahkan diantara mereka banyak pedagang dadakan yang hanya buka lapak pada bulan puasa. Keberadaan pedagang ini sendiri menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berburu bukoan pada sore hari. Yang menjadi persoalan, kebanyakan pedagang berjualan di pinggir jalan raya, sehingga rawan menyebabkan kemacetan dan bahkan menimbulkan kecelakaan. Pemerintah daerah sendiri, agaknya belum membuat arahan agar pedagang takjil bisa dipusatkan di satu titik saja. Sekretaris Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan Usaha kecil menengah (Disperindagkop-UKM) Mukomuko, Nurdiana,SE dihubungi mengaku, awalnya sempat ada rencananya untuk mengarahkan pedagang takjil di satu atau dua titik dengan cara disediakan tempat jualan. Pilihannya adalah lokasi bundaran Mukomuko dan di lapangan pameran Pemkab sehingga masjid agung bisa menjadi latarnya. Namun rencana ini kurang matang, sehingga belum terealisasi. ‘’Sempat kita rencanakan untuk mendirikan tenda atau lapak bagi pedagang, karena kita punya beberapa tenda busa digunakan. Tapi sampai sekarang belum final. Kedepannya lagi belum tahu, karena banyak pedagang sudah buat lapak sendiri depan rumahnya,’’ katanya. Lanjutnya, sementara ini masyarakat tidak bisa dilarang untuk mendirikan lapak jualan takjil di sepanjang jalan atau di atas trotoar. Hanya saja, ia berpesan agar pedagang menu bukoan tidak mengganggu jalan raya, karena biasanya kendaraan warga cukup ramai di sore hari jelang masuknya waktu berbuka. ‘’Kita tidak menyuruh dan tidak melarang pedagang buka lapak dimana, hanya saja jangan sampai menyebabkan kecelakaan atau kemacetan jalan. Usahakan lokasi jualan dan pembeli tidak diatas jalan, karena biasanya sangat ramai,’’ tegasnya. Terus ditanya soal keamanan berbagai jenis takjil yang dijual pedagang untuk dikonsumsi masyarakat, Nurdiana mengatakan, ini menjadi kewenangan BPOM untuk pemeriksaan. Biasanya setelah beberapa hari puasa petugas BPOM akan turun bersama Disperindag maupun instansi terkait lain. Sebelum tidak ada masalah dengan takjil yang dijual pedagang, semua masuk kategori aman, bebas dari bahan berbahaya. ‘’Nanti ada BPOM yang mengecek bukoan yang dijual pedagang, bisanya aman dari bahan berbahaya karena memang dibuat sendiri oleh warga,’’ tutupnya.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: