Pengurangan Honda Dimulai
Dewan Panggil Diknas
MUKOMUKO, radarmukomuko.com – Assesment terhadap para tenaga kontrak atau Honor daerah (Honda) di sekolah-sekolah dibawah Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mukomuko, sudah dimulai. Kemarin Komisi III DPRD Mukomuko memanggil pejabat Disdikbud) Mukomuko untuk meminta penjelasan soal dimulainya langkah rasionalisasi terhadap tenaga honor ini. Pada pertemuan tersebut dewan meminta Anjab pasti kebutuhan guru di Mukomuko sebagai landasan rasionaliasi. Adapun total rencana pengurangan tenaga honorer sebanyak 250 orang dari jumlah yang ada. Ketua Komisi III Antonius Dalle,SP mengatakan mereka ingin meminta penjelasan terkait dengan assesment. Ternyata proses ini sudah dimulai. Maka dewan mengingatkan agar rasionalisasi ini menyelesaikan masalah, bukan menimbulkan masalah baru. Untuk itu harus dipastikan berapa kebutuhan guru sebenar. ‘’Kita perlu mendengarkan penjelasan, sayangnya ternyata pihak dinas belum bisa menunjukkan anjab kebutuhan guru sebenarnya. Padahal untuk melakukan pengurangan ataupun penambahan, dasarnya harus anjab. Jangan sampai setelah dilakukan rasionalisasi, banyak sekolah kekurangan guru, artinya menimbulkan persoalan baru,’’ kata Anton. Ketua DPRD Mukomuko, Ali Saftaini,SE diminta tanggapannya menilai kesiapan dari dinas untuk melakukan Assesment belum memadai, sebab Anjab kebutuhan guru sendiri di setiap sekolah belum final. Harusnya mereka sudah memiliki data riil, berapa kebutuhan guru se-kabupaten sebenarnya dan berapa orang PNS yang ada. Setelah itu baru ditetapkan, kebutuhan tenaga honorer untuk menutupi kekurangan guru. ‘’Ternyata mereka belum mampu menjelaskan secara rinci. Berapa yang harus dirasionalisasi sehingga tidak menganggu kebutuhan guru di sekolah-sekolah, belum jelas. Awalnya direncanakan 250, ternyata data sekarang sudah hampir 300 orang,’’ paparnya. Plt Kepala Disdikbud Mukomuko, Epi Mardiani, S.Pd proses Assesment sedang berlangsung kerjasama dengan tim dari Unib. Pelaksanannya tim turun ke sekolah-sekolah untuk mendata jumlah kebutuhan guru dan ketersediaan guru. Jika berlebih maka dilakukan pengurangan dan bila kurang maka menjadi catatan untuk ditambahkan. ‘’Tim tidak memanggil satu persatu tenaga honorer, tapi turun ke sekolah-sekolah mendata kebutuhan guru dan jumlah guru yang ada, termasik masing-masing bidang studi,’’ tutupnya.(jar)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: