Belum Ada Kejelasan Tentang PDAM
Soal Pelayanan dan Kepengurusan
SELAGAN RAYA – Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Selagan, sepertinya harus terus bersabar. Sejak tahun 2021 hingga awal 2022 ini, pelanggan belum bisa mendapatkan haknya berupa suplai air bersih. Kondisi tersebut sepertinya akan terus berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan. Hal itu sebabkan ada kerusakan jaringan hingga kekosongan pengurus. Hal ini diakui oleh Asisten I Sekretariat Pemerintah Daerah (Setdakab) Mukomuko Dr. Abdianto, SH, MH. Kepada wartawan koran ini, Abdiyanto menjelaskan, perbaikan PDAM sudah dimulai pada tahun 2021 lalu. Dimulai dari penjaringan calon direktur dan dewan pengawas. Langkah ini tidak berjalan mulus, karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Mukomuko. Ketika dibuka proses penjaringan calon direktur, hanya ada 1 orang yang mendaftar dan memenuhi syarat. Oleh karena itu, proses tidak bisa dilanjutkan. ‘’Pendaftaran calon direktur dan dewan pengawas sudah dilakukan, tapi minim pendaftar. Hanya 1 orang. Sehingga tidak ada pembanding,’’ jelas Abdiyanto, saat dihubungi via telepon. Bagaimana dengan pelayanan terhadap pelanggan? Abdiyanto mengatakan pada 2021 lalu terjadi kerusakan jaringan distribusi air baku. Perbaikan jaringan tersebut dilakukan oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII. Hingga pertengahan Januari ini, belum ada informasi lebih lanjut, apakah perbaikan sudah selesai atau belum. ‘’Belum ada laporan hasil perbaikan jaringan yang rusak. Kami belum bisa ambil langkah lebih lanjut,’’ tambah Abdiyanto. Mantan Direktur PDAM Tirta Selagan, Suryadi, S.IP mengatakan belum tahu apa yang harus dilakukan. Saat ini seluruh pegawai PDAM statusnya sama staf. Dengan tidak adanya komando, mereka seperti anak ayam kehilangan induk. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Selain itu, pegawai PDAM juga tidak menerima haknya berupa gaji. Kondisi ini memperburuk kondisi yang ada. ‘’Kami tidak memiliki kewenangan apapun. Hanya menunggu perintah, tapi tidak ada yang memerintah,’’ ungkap Suryadi. Suryadi menambahkan, sebenarnya ada solusi sementara untuk keluar dari masalah ini. Menunjuk pengurus sementara. Dengan adanya pimpinan sementara ini, setidaknya ada yang bertanggungjawab. Dengan demikian, setidaknya ada progres perbaikan dari segi pelayanan terhadap pelanggan. Ia juga menyampaikan, saat ini PDAM memiliki sekitar 2.000 pelanggan yang tersebar di 4 kecamatan. Mulai dari Selagan Raya, Teras Terunjam, Air Manjuto dan Kota Mukomuko. ‘’Bupati bisa menunjuk orang dipercaya yang mau dan mampu mengelola mengelola PDAM untuk menjadi direktur sementara. Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, kasihan para pelanggan,’’ tutur Suryadi. Camat Teras Terunjam, Suryanto, S.Pd, M.Si sebagian besar warganya sangat membutuhkan air bersih dari PDAM. Dari 8 desa yang ada di Teras Terunjam, 4 diantaranya mengandalkan air bersih dari PDAM. Ketika PDAM mati suri, sebagian warga menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Camat juga mengakui sebagai salah seorang pelanggan PDAM. Tokonya miliknya yang ada di Jl. Danau Nibung memiliki jaringan PDAM, tapi tidak berfungsi. ‘’Sejak jaringan dipasang, sampai sekarang belum pernah mengalir,’’ demikian Suryanto.(dul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: