Kades Masih Gamang Gunakan DD 8 persen

Kades Masih Gamang Gunakan DD 8 persen

PENARIK – Minggu (15/8) berlangsung arisan forum Kades, Kecamatan Penarik. Arisan bertempat di kediaman Penjabat (Pj) Kades Lubuk Mukti, Rohmad Syarifudin di Desa Bumi Mulya. Acara dimulai pukul 10.30 WIB dan berakhir pukul 12.30 WIB. Selain Kades definitif, arisan ini juga diikuti para Pj. Kades yang notabene para pejabat di kecamatan. Dari 14 Kades dan Pj. Kades, 4 orang tidak hadir, karena berbagai keperluan pribadi. Seperti biasa, acaranya ini dijadikan sarana diskusi sesama Kades. Berbagai masalah didiskusikan bersama. Kemarin topik utama diskusi adalah penggunaan Dana Desa (DD) 8 persen, yang diperuntukkan untuk penanganan dan pencegahan Covid-19. Secara umum, Kades masih bingung dalam penggunaan DD 8 persen, khususnya dalam penanganan bagi warga terpapar Covid-19. Kades Marga Mukti, yang juga bendahara forum Kades, Marwanto, menyampaikan, ada keraguan saat akan membantu warga yang melakukan isolasi mandiri. Pasalnya dasar warga melakukan isolasi berbeda-beda. Sebagian warga melakukan isolasi mandiri berdasarkan tes antigen, sebagian lagi isolasi mandiri berdasarkan hasil tes polymerase chain reaction (PCR). Sesuai aturan, bantuan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang bersumber dari DD 8 persen hanya untuk warga yang isolasi mandiri berdasarkan hasil PCR. Kondisi di lapangan, warga yang isolasi mandiri berdasarkan hasil tes antigen, merada berhak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah desa. ‘’Kami Satgas Covid-19 di desa, serba salah, setiap warga yang isolasi mandiri merasa berhak menerima bantuan. Disisi lain, kami tahu bahwa, warga yang bisa dibantu Sembako dan lain sebagainya setelah ada bukti hasil tes PCR,’’ ungkap Marwanto. Hal senada disampaikan oleh Sekretaris forum Kades, yang juga Kades Bumi Mulya, Karsiman. Ia berharap, Ketua Satgas kabupaten bisa memberikan solusi atas masalah bantuan untuk warga yang isolasi mandiri ini. Karsiman menyampaikan, warganya sudah memiliki kesadaran untuk mencegah penularan virus corona. Warga yang merasakan tanda-tanda terpapar virus coronoa, misalnya kehilangan penciuman, langsung melakukan isolasi, meskipun tidak melakukan tes PCR. ‘’Harapan kami ada surat khusus dari ketua Satgas kabupaten, agar warga yang isolasi mandiri bisa dibantu menggunakan DD 8 persen, meskipun hanya berdasarkan tes antigen, bukan PCR,’’ harapnya Karsiman. Sementara itu, Kasubbag Umum dan Kepegawaian, Kecamatan Penarik, yang juga Pj. Kades Sido Mulyo, Ardiyansyah, S.IP menyampaikan, berdasarkan rapat dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPMD), Kabupaten Mukomuko, Gianto, SH, M.Si menyampaikan, dasar penyaluran bantuan untuk warga yang isolasi mandiri adalah hasil tes PCR. Aturan ini dipakai secara nasional. Terkait masalah yang dihadapi Kades tersebut, juga didiskusikan bersama Kepala DPMD, hanya saya belum ada jalan keluar. Dengan kata lain, pihak DPMD tidak berani memberikan rekomendasi bantuan untuk warga isolasi mandiri berdasarkan tes anti gen. ‘’Sampai saat ini, dari untuk memberikan bantuan adalah hasil tes PCR,’’ demikian Ardiyansyah.(dul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: