Pengerukan Drainase, Solusi Atasi Banjir di Teramang Jaya

Pengerukan Drainase, Solusi Atasi Banjir di Teramang Jaya

TERAMANG JAYA – Banjir merendam belasan tanaman holtikultura di Desa Teramang Jaya, Kecamatan Teramang Jaya, awal Minggu lalu. Tanaman cabai, jagung dan berbagai jenis lainnya rendam. Pasca banjir, tepatnya pada Kamis (5/8) staf Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sugiyanto, SP, turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tujuannya adalah mengetahui kondisi di lapangan, serta mencari penyebab terjadi banjir, dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hasilnya, diketahui banjir disebabkan dangkalnya saluran pembuangan air. Solusi mengatasi banjir adalah melakukan pengerukan saluran air sepanjang sekitar 1 kilometer. Sugiyanto menyampaikan, hasil cek lokasi 2 hari setelah banjir, banjir surut sekitar 70 persen. Tampak air masih menggenang di beberapa titik. Hal itu menggambarkan kondisi di lapangan yang proses surutnya air cukup lambat. Kondisi yang demikian, bisa berakibat fatal terhadap tanaman. Disampaikan Sugiyanto, ada sekitar 2 Hektare (Ha) tanaman jagung yang berumur 1 minggu. Jika tanaman tersebut terendam banjir hingga 2 hari, dapat dipastikan busuk. Sedangkan tanaman cabai yang berumur 2 hingga 6 bulan relatif aman. Meskipun sempat terendam banjir tapi masih ada harapan bisa panen. ‘’Tanaman jagung mungkin akan banyak yang mati akibat terendam banjir,’’ ujar Sugiyanto. Sugiyanto menambahkan, tanaman jagung yang mati bisa ditanami kembali. Secara kebetulan, bantuan bibit jagung untuk wilayah ini cukup banyak. Beberapa Kelompok Tani (Poktan) masih menyimpan bibit jagung bantuan pemerintah. Hanya saja, penanaman kembali tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena curah hujan masih tinggi dan rawan terjadi banjir lagi. ‘’Bibit jagung bantuan masih ada. Bisa ditanam untuk mengganti tanaman yang rusak,’’ tambah Sugiyanto. Masih Sugiyanto, untuk mengatasi banjir, solusinya adalah melakukan pengerukan kembali saluran pembuangan yang ada. Selain itu juga perlu adanya cuci sungai. Selain saluran pembuangan yang dangkal, ada juga beton eks jembatan roboh dan menyumbat. Ia juga mengatakan hasil temuan di lapangan sudah dilaporkan kepada kepala dinas, selaku pimpinan tertinggi. Apa yang harus dilakukan, kepala dinas sudah lebih paham. Pasalnya Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas, Apriansyah, ST, pernah menjabat kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). ‘’Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Selain bekerjasama dengan Dinas PUPR, Balai Wilayah Sungai (BWS, red) atau diperbaiki intern dinas. Soal itu, kepala dinas yang lebih paham,’’ papar Sugiyanto.(dul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: