Cerita Keluarga Jenazah Pulang Naik Motor

Cerita Keluarga Jenazah Pulang Naik Motor

Sempat Menyerah, Bersedia Ikuti Prosedur Covid

PERISTIWA jenazah Opilawati (38) dari RSUD Mukomuko ke Desa Pelokan, Kecamatan XIV Koto pada (3/8) lalu belum bisa dilupakan masyarakat Mukomuko. Terlepas dari persoalan Covid-19, kejadian ini cukup menyayat hati, siapapun yang mendengarnya. Pihak keluarga sudah berusaha mencari mobil yang bisa digunakan hingga menyerah dengan bersedia dinyatakan Covid-19, sebelum dibawa menggunakan motor. Berikut penelusurannya. AMRIS TANJUNG - Mukomuko Pada Rabu (4/8), Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini,SE dan Kapolres AKBP Andy Arisandi,S.IK,SH,MH yang merasa turut bertanggungjawab atas peristiwa ini, datang langsung ke rumah keluarga almarhumah. Selain untuk menyampaikan belasungkawa dan bantuan seadanya, mereka juga mendengarkan langsung keterangan pihak keluarga yang mengurus almarhumah selama berobat hingga dibawa pulang menggunakan motor. Soni yang diketahui suami korban, menceritakan istrinya mengidap penyakit kalium dan gula, sudah cukup lama dan telah berulang kali berobat. Setiba rumah sakit pada Senin (2/8) lalu istrinya dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit berdasarkan hasil tes. Lewat tengah malam (3/8) sekitar Pukul 01.30 WIB, istrinya dipanggil oleh yang maha kuasa. Pihak keluarga ingin almarhumah diperlakukan seperti orang meninggal pada umumnya, bukan dengan prosedur Covid, sebab mereka yakin Opilawati meninggal karena sakit sudah lama dideritanya. Karena ini permintaan dari keluarga, akhirnya petugas rumah sakit meminta pihak keluarga menandatangani surat pernyataan tidak bersedia dilakukan prosedur covid. Konsekuensinya pihak rumah sakit tidak menyediakan ambulance hingga penanganan lainnya. Oleh suami korban alias Soni, surat ini ditandatangani. Bahkan Soni sempat keluar meninggalkan jenazah, mencari materai untuk surat pernyataan ini. Mulai saat itu, pihak keluarga mulai berupaya mencari kendaraan untuk membawa pulang jenazah dengan cara menghubungi keluarga dan orang yang dikenal untuk dimintai bantuan. Namun setelah hampir dua jam, upayanya tidak berhasil. Dalam keputusasaan, Soni bersama keluarga lainnya sempat kembali meminta bantuan ambulance rumah sakit. Mereka menyerah dan bersedia jenazah Opilawati dipulangkan dengan prosedur Covid dan bahkan mereka bersedia menanggung biaya ambulance. Permintaan dari keluarga ini ditolak petugas, alasannya surat pernyataan sudah ditandatangani, tidak bisa ditarik kembali. ‘’Karena habis akal, akhirnya saya telepon keluarga istri saya, menyampaikan mobil tidak ada, karena kalau langsung dibawa pakai motor saya bisa disalahkan keluarga istri saya. Setelah disetujui keluarga, akhirnya kami bawa pakai motor,’’ terang Soni. Ketua DPRD Mukomuko, Ali yang langsung mendengar keterangan keluar korban, mengatakan ada perbedaan apa yang disampaikan pihak rumah sakit dengan keluarga. Ini tentu akan bahas secara kelembagaan untuk disampaikan ke satgas, supaya ada evaluasi dalam penanganan kasus Covid. ‘’Ada informasi berbeda, apa yang disampaikan direktur rumah sakit dengan pihak keluar. Ini akan kita sampaikan ke Satgas untuk evaluasi penanganan pasien Covid. Sebab juga disampaikan ke kami, ternyata di ruang isolasi di seruni itu, keluarga yang mendampingi masih tetap di ruangan. Seharusnya SOP Covid tidak seperti itu,’’ tutupnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: