Dirut RSUD Klaim Penanganan Pasien Sesuai SOP

Dirut RSUD Klaim Penanganan Pasien Sesuai SOP

Terkait Jenazah Dibawa Naik Motor

MUKOMUKO – Masih seputar kabar viral, jenazah dibawa pulang pihak keluarga menggunakan motor dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko. Direktur RSUD Mukomuko, dr.Syafriadi,Sp.PD mengklaim petugasnya sudah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Persoalannya pihak keluarga yang tidak sabar, karena harus ada proses dalam setiap penanganan. Dikatakan Syafriadi saat ditemui di DPRD Mukomuko kemarin, dalam penanganan pasien, rumah sakit memiliki SOP yang harus dilakukan, apalagi terkait dengan pandemi Covid-19. Saat masuk pasien harus lebih dahulu dilakukan diagnosa sesuai keilmuan. Jika terdapat gejala seperti sesak safas, batuk pilek dan hilang penciuman, maka pihak dokter bisa menduga gejala Covid, maka akan dilakukan tes Antigen. Semua tahapan itu dilakukan pada pasien yang meninggal ini. Hasil tes antigen pasien positif dan ini tingkat akurasinya sudah diatas 90 persen. Maka mau tidak mau penanganannya wajib dengan prosedur penanganan pasien Covid. ‘’Sejak awal pasien masuk ke rumah sakit, sudah dilakukan tahapan diagnosa dan hasil tes antigen reaktif. Maka wajib penanganan pasien mengikuti prosedur pasien Covid. Kami merasa tidak ada yang salah lagi dengan itu,’’ kata Syafriadi. Lanjutnya, masyarakat harus memahami ketentuan yang berlaku di dalam penanganan pasien. Tidak benar ada bahasa yang menyebutkan pihak rumah sakit atau dokter sengaja meng-covid-kan pasien. Semua ditetapkan berdasarkan hasil diagnosa dan tes. Bahkan pihak kesehatan berharap tidak ada lagi covid, karena resiko paling tinggi ada pada tim kesehatan dan tidak sedikit lagi petugas medis yang gugur karena terpapar Covid-19. ‘’Tidak ada istilah dokter meng-covid-kan, bahkan kita berharap tidak ada lagi Covid, karena sudah banyak dokter gugur oleh covid. Faktanya gubernur, bupati dan banyak pejabat juga terpapar,’’ tegasnya. Terus soal kelambanan pihak petugas sehingga keluarga merasa diabaikan yang pada akhirnya bertindak sendiri. Syafriadi mengatakan pada prinsipnya petugas selalu siaga 24 jam, namun memang tidak selalu berada di tempat, ada yang di rumah sesuai waktunya. Namun setiap saat dipanggil akan datang. Ia mengakui dalam persoalan ini petugas cukup kewalahan, apalagi jumlahnya terbatas. ‘’Petugas 24 jam selalu siap, walau posisinya sedang di rumah, kalau dibutuhkan, tinggal ditelpon langsung datang, walau malam hari,’’ pungkasnya.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: