RMONLINE.ID – Bulan Ramadan selalu diiringi berbagai keistimewaan, salah satunya adalah keyakinan bahwa setan-setan dibelenggu. Keyakinan ini bukan sekadar cerita tanpa dasar, melainkan bersumber dari hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Namun, apa sebenarnya makna dari “setan dibelenggu” ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Hadis yang menjadi rujukan utama adalah:
“Apabila telah datang bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini secara jelas menyebutkan bahwa setan-setan dibelenggu selama Ramadan. Namun, para ulama memiliki interpretasi yang beragam mengenai makna “dibelenggu” ini.
BACA JUGA:Apakah Kamu Belum Tahu, Nama-Nama Makanan Ini Adalah Singkatan
• Interpretasi Pertama: Secara Harfiah
Sebagian ulama memahami hadis ini secara harfiah, bahwa Allah SWT benar-benar membelenggu setan-setan selama Ramadan. Ini berarti bahwa setan-setan tidak memiliki kemampuan untuk menggoda manusia seperti di bulan-bulan lainnya.
• Interpretasi Kedua: Secara Kiasan
Sebagian ulama lainnya memaknai “dibelenggu” secara kiasan, bahwa intensitas godaan setan berkurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
* Meningkatnya aktivitas ibadah umat Muslim selama Ramadan.
* Suasana spiritual yang kuat selama Ramadan.
* Berkah dan rahmat Allah SWT yang melimpah selama Ramadan.
• Pengendalian Nafsu Sebagai Bentuk “Pembelengguan” Setan
Selain itu, bulan Ramadan juga menjadi momentum bagi umat Muslim untuk melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu. Dengan berpuasa, umat Muslim belajar menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Latihan ini juga membantu mereka mengendalikan hawa nafsu lainnya, seperti amarah, keserakahan, dan keinginan untuk berbuat maksiat. Pengendalian diri ini secara tidak langsung “membelenggu” bisikan-bisikan setan yang memanfaatkan hawa nafsu manusia.