Tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, self blame juga dapat menurunkan kesehatan fisik seseorang. Stres yang ditimbulkan dari perilaku menyalahkan diri dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, pola tidur, dan nafsu makan.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa stress kronis akibat self blame dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, dan masalah kardiovaskular.
Menurunkan Produktivitas
Self blame juga berdampak signifikan terhadap motivasi dan produktivitas seseorang. Ketika seseorang terus-menerus fokus pada kesalahan dan kekurangan diri, energi mental mereka terkuras habis untuk hal-hal yang tidak produktif.
Akibatnya, konsentrasi menurun, sulit fokus pada pekerjaan, dan produktivitas menjadi terganggu. Hal ini dapat mempengaruhi performa di tempat kerja maupun dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Kesulitan Menerima Diri Sendiri
Dampak terakhir yang perlu diwaspadai adalah kesulitan dalam menerima diri sendiri. Self blame membuat seseorang terus-menerus membandingkan diri dengan standar yang tidak realistis dan sulit melihat nilai positif dalam diri mereka.
Akibatnya, timbul perasaan tidak puas dan sulit untuk mencintai diri sendiri apa adanya. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan mempengaruhi kualitas hubungan dengan orang lain.
Mengingat dampak negatif yang serius dari self blame, penting bagi kita untuk mengenali dan mengatasi perilaku ini sedini mungkin.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain mencari bantuan profesional, mengembangkan pola pikir yang lebih seimbang, dan belajar untuk lebih mengapresiasi diri sendiri.
Dengan mengatasi self blame, seseorang dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sehat, produktif, dan bahagia.*