3. Ngejot dan Penjor di Bali
Bali yang terkenal dengan budaya Hindu, juga memiliki tradisi unik dalam merayakan Natal bagi komunitas Kristennya.
Tradisi Ngejot dilakukan dengan membagikan makanan kepada tetangga, baik yang seiman maupun tidak, sebagai bentuk rasa syukur dan simbol persaudaraan.
Selain itu, umat Kristen di Bali sering memasang Penjor di depan rumah mereka. Penjor adalah bambu melengkung yang dihias, biasanya digunakan dalam upacara keagamaan Hindu.
Kehadirannya dalam perayaan Natal menunjukkan semangat toleransi dan harmonisasi budaya.
4. Marbinda di Sumatera Utara
Masyarakat Batak Kristen di Sumatera Utara memiliki tradisi Marbinda saat Natal. Tradisi ini melibatkan penyembelihan hewan, seperti babi, kerbau, atau sapi, yang dibeli secara gotong-royong oleh warga.
Setelah penyembelihan, daging hewan dibagi rata di antara anggota komunitas. Marbinda melambangkan solidaritas dan kebersamaan masyarakat Batak dalam menyambut kelahiran Yesus Kristus.
Tradisi ini biasanya dilakukan setelah ibadah Natal di gereja, menjadikannya momen yang dinantikan oleh banyak orang.
5. Barapen di Papua
Di Papua, Natal dirayakan dengan tradisi Barapen atau bakar batu. Tradisi ini melibatkan proses memasak daging babi serta umbi-umbian dengan cara tradisional, yaitu membakar batu hingga panas, kemudian menyusun bahan makanan di lubang tanah yang dilapisi daun.
Proses Barapen dilakukan bersama-sama oleh seluruh anggota komunitas, dari anak-anak hingga orang tua.
Selain menjadi ajang untuk menikmati makanan lezat, Barapen juga merupakan simbol kebersamaan dan rasa syukur. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Papua memadukan kearifan lokal dengan perayaan keagamaan.*