Menariknya, sindrom ini juga mencerminkan kekuatan storytelling. Sebuah serial yang mampu membuat penggemar mengalami Post Series Depression adalah bukti keberhasilan penulis dalam menciptakan dunia yang hidup, nyata, dan bermakna.
Ia merupakan tanda bahwa karya tersebut telah melampaui sekadar hiburan, menjadi pengalaman transformatif.
Untuk mengatasi Post Series Depression, beberapa ahli menyarankan beberapa strategi.
Berbagi pengalaman dengan komunitas penggemar, mencoba serial baru yang serupa, atau bahkan menulis ulang cerita dalam imajinasi sendiri dapat membantu meredakan perasaan kehilangan. Namun, yang terpenting adalah mengakui bahwa perasaan ini valid dan manusiawi.
Post Series Depression Syndrome bukanlah kelemahan, melainkan bukti kemampuan manusia untuk terhubung dengan narasi.
Ia menunjukkan bahwa kita adalah makhluk yang memiliki kapasitas luar biasa untuk merasakan, berbagi, dan mencintai—bahkan terhadap sesuatu yang tidak sepenuhnya nyata.*