RMONLINE.ID - Pernahkah kamu merasa pipi memerah setelah mengalami situasi canggung atau memalukan? Reaksi ini bukan sekadar fenomena biasa; pipi yang memerah adalah hasil dari proses fisiologis yang rumit, melibatkan sistem saraf simpatik.
Sistem ini adalah bagian dari tubuh kita yang bertugas mengatur respons otomatis terhadap situasi tertentu, seperti rasa malu, yang sering diikuti oleh pelepasan hormon adrenalin.
Proses Terjadinya Pipi Merah
Ketika kita merasa malu, tubuh menganggap situasi ini sebagai bentuk tekanan emosional. Hormon adrenalin, yang biasanya dilepaskan saat tubuh menghadapi stres atau bahaya, memengaruhi banyak aspek dalam tubuh kita, termasuk mempercepat detak jantung, meningkatkan pernapasan, dan memperbesar pembuluh darah.
BACA JUGA:5 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik, Salah Satunya Makan Perlahan
BACA JUGA:Rahasia Mendidik Anak yang Bahagia dan Sehat
Di wajah, pembuluh darah kecil yang berada di dekat permukaan kulit akan melebar dalam proses yang disebut vasodilatasi. Akibatnya, lebih banyak darah yang mengalir ke wajah, menciptakan rona merah yang khas.
Uniknya, reaksi ini lebih terlihat pada wajah dibandingkan bagian tubuh lain karena jaringan wajah lebih kaya akan pembuluh darah kecil yang responsif terhadap adrenalin. Selain itu, warna merah ini biasanya lebih mencolok pada orang dengan kulit yang cerah.
Fungsi Sosial dari Pipi Merah
Selain alasan fisiologis, pipi memerah juga memiliki fungsi sosial yang menarik. Menurut para ahli psikologi, fenomena ini bisa menjadi bentuk komunikasi nonverbal.
Misalnya, wajah yang memerah dapat dianggap sebagai tanda penyesalan atau kejujuran, menunjukkan bahwa seseorang merasa bersalah atau malu atas tindakannya. Respons ini sering diterima secara positif karena memperlihatkan kerentanan emosional.
BACA JUGA:3 Bahan Alami untuk Netralisir Rasa Masakan yang Terlalu Berbumbu
BACA JUGA:4 Sikap Elegan Menghadapi Sindiran: Menang Tanpa Melawan
Profesor Ray Crozier dari University of East Anglia menjelaskan bahwa pipi memerah adalah bagian dari perkembangan kesadaran sosial manusia. Hal ini menunjukkan bagaimana tubuh kita secara alami beradaptasi untuk hidup dalam masyarakat yang saling berhubungan.
Ketidaknyamanan dan Penanganan