RMONLINE.ID – Batu ginjal, momok yang menghantui banyak orang, ternyata mungkin memiliki solusi alami yang tersembunyi di dapur Anda: cuka apel. Cairan fermentasi apel ini telah lama dikenal memiliki beragam manfaat kesehatan, dan kini, penelitian menunjukkan potensinya dalam membantu mengatasi batu ginjal.
Kandungan asam asetat dalam cuka apel diyakini menjadi kunci utama. Asam asetat ini mampu melunakkan dan memecah batu ginjal, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui urine. Proses ini tentu saja sangat membantu penderita batu ginjal, terutama yang ingin menghindari prosedur medis invasif.
BACA JUGA:Seleksi PPPK Mukomuko 2024 Digelar di Bengkulu, Padang dan Jambi, Berikut Jadwalnya
BACA JUGA:5 Bunga Tropis yang Bisa Ditanam dalam dan Luar Ruangan
“Cuka apel dapat menjadi alternatif alami yang menjanjikan bagi penderita batu ginjal,” ujar Dr. Andrianto, seorang ahli urologi di Rumah Sakit Umum Palembang. “Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus dalam batas wajar dan idealnya di bawah pengawasan medis.”
Bagaimana Cara Konsumsi Cuka Apel yang Tepat?
Untuk mendapatkan manfaat cuka apel bagi batu ginjal, Anda dapat mencampurkan 2 sendok makan cuka apel ke dalam segelas air putih. Minumlah ramuan ini secara rutin, dua kali sehari, pagi dan sore.
Meskipun relatif aman, konsumsi cuka apel berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi tenggorokan dan masalah pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk memulai dengan dosis rendah dan mengamati reaksi tubuh Anda.
Selain Melarutkan Batu, Apa Lagi Manfaat Cuka Apel?
Tidak hanya membantu meluruhkan batu ginjal, cuka apel juga memiliki beragam manfaat kesehatan lain, seperti:
* Mengontrol kadar gula darah: Asam asetat dalam cuka apel dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang penting bagi penderita diabetes.
* Menurunkan berat badan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuka apel dapat membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan pembakaran lemak.
* Menjaga kesehatan jantung: Cuka apel dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat (LDL).
BACA JUGA:Upaya Perlawanan Terhadap Korupsi Dari Orde Lama Hingga Reformasi di Indonesia