RMONLINE.ID - Fenomena hikikomori di Jepang, terutama di kalangan Generasi Z, semakin menjadi perhatian serius para ahli.
Hikikomori adalah kondisi di mana seseorang memilih untuk mengisolasi diri dari kehidupan sosial, terkadang selama bertahun-tahun.
Banyak dari mereka bahkan tidak meninggalkan rumah atau berinteraksi dengan dunia luar. Berdasarkan survei, diperkirakan ada sekitar 1,46 juta orang di Jepang yang mengalami kondisi ini.
BACA JUGA:Apa Jadinya Jika Kita Mengonsumsi Mentimun Setiap Hari?
BACA JUGA:4 Tanda Seseorang Insecure dan Takut Dikalahkan Olehmu, Lihat Gerak-Geriknya
Beberapa alasan utama yang mendorong generasi muda Jepang memilih gaya hidup hikikomori termasuk tekanan akademis, tuntutan sosial yang tinggi, hingga masalah dalam hubungan interpersonal.
Covid-19 juga memperburuk kondisi ini, karena menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup menyendiri. Pandemi ini menyebabkan kesepian, tekanan finansial, dan kecemasan, yang makin memperparah kecenderungan isolasi
Menariknya, meskipun awalnya fenomena ini lebih banyak terjadi pada pria, kini hikikomori juga banyak ditemukan di kalangan wanita, termasuk ibu rumah tangga yang merasa terisolasi dari kehidupan sosial.
BACA JUGA:Hukum Tidur Setelah Subuh Menurut Islam, Benarkah Dilarang?
BACA JUGA:Rekomendasi Sayuran yang Baik Dikosnumsi Oleh Para Pengidap Asam Urat
Para ahli juga khawatir bahwa hikikomori bisa berujung pada krisis populasi di Jepang, karena individu yang memilih isolasi ini seringkali menghindari pernikahan atau memiliki anak, yang semakin memperburuk penurunan angka kelahiran di negara tersebut
Pemerintah Jepang dan organisasi sosial berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satu program yang cukup berhasil adalah "Rental Sister," di mana relawan berperan sebagai teman bicara bagi hikikomori, berusaha secara perlahan membawa mereka kembali ke masyarakat.*