Sosok Dibalik Berbagai Mega Proyek Era Soerkarno yang Masih Kokoh Hingga Kini

Senin 09-09-2024,10:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RMONLINE.ID - Ir. Sutami merupakan salah seorang menteri era Soekarno hidup dalam kemiskinan, padahal dirinya mengerjakan atau bertanggungjawab mengejarkan berbagai mega proyek yang hasilnya masih kokoh sampai sekarang.

Namun apa daya sang menteri hidup dalam serba kekurangan, karena dalam hidupnya ada prinsip, jujur dan antri korupsi dalam pengabdian pada negara.

Melansir dari sahabatliterasi.id, diantara karya-karya monumental menteri yang diangkap Presiden Ir. Soekarno tahun 1964 dalam usia menginjak 36 tahun tersebut diantaranya, pembangunan jembatan Semanggi Jakarta yang hingga kini berdiri kokoh. 

BACA JUGA:Cerita Penculikan Soekarno Hatta dan Perumusan Tek Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

BACA JUGA:Dikenal Miliki Kesaktian, Begini Asal Usul Tongkat Presiden Soekarno

Bahkan para ahli konstruksi menyebut jembatan ini karya konstruksi sipil yang fenomenal. 

Karena struktur konstruksi jembatan sepanjang 60 meter itu tanpa penyangga. Inilah kali pertama Indonesia menerapkan teknologi prestressed concrete.

Kemudian Kubah Gedung MPR/DPR berbentuk kura-kura yang ada sampai sekarang, adalah hasil tangan dingin Sutami. Kubah itu bagian penting dari kompleks yang dibangun untuk menggelar Conference of the New Emerging Force (Conefo).

Pemancangan tiang pertama pembangunan kompleks Conefo itu dilakukan pada 19 April 1965. Padahal konferensi internasional sudah harus digelar setahun kemudian. Sebagai pelaksana lapangan, Ir Sutami menyanggupi pembangunan kompleks itu.

BACA JUGA:Cerita Soekarno Diprank Tukang Pecak dan PSK Yang Mengaku Ratu dan Raja

BACA JUGA:Pesan Soekarno Pada Anak dan Ajudannya Saat Meninggalkan Istana Sebelum 17 Agustus

Semula atap akan berbentuk kubah murni. Tapi Sutami selaku ahli struktur bangunan mengingatkan hal itu akan memunculkan masalah serius. Ia kemudian membuat sketsa dan perhitungan teknisnya. Hasilnya bisa dilihat saat ini.

Tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menjadi pimpinan pusat proyek pembangunan Jembatan Ampera di Sungai Musi. 

Ia ambil bagian saat Proyek Listrik Tenaga Air di Maninjau, Sumatera Barat, diperkirakan tak akan bisa dibuat. 

Ia juga membidani lahirnya Fakultas Teknik Universitas Indonesia, serta muncul dan beroperasinya jalan tol yang sekarang dikenal sebagai tol Jagorawi.

Kategori :