Ayah yang terlibat dalam pendidikan anak tidak hanya membantu dalam pencapaian akademis tetapi juga mendukung perkembangan karakter dan moral anak.
Fenomena "fatherlessness" atau ketidakhadiran figur ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun emosional, telah terbukti memiliki dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak.
Anak yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah cenderung mengalami berbagai masalah, mulai dari gangguan psikologis hingga masalah perilaku yang serius.
Dalam konteks ini, mengantar anak ke sekolah adalah salah satu cara efektif untuk memastikan bahwa ayah tetap hadir dalam kehidupan sehari-hari anak.
Meskipun ayah bekerja dengan sangat sibuk, tindakan sederhana seperti mengantar anak ke sekolah adalah cara untuk menunjukkan bahwa anak adalah prioritas dalam hidupnya.
Ini juga membuktikan bahwa peran ayah tidak terbatas hanya pada penyedia kebutuhan finansial, tetapi juga sebagai pendukung emosional dan mentor yang terlibat aktif dalam setiap tahap perkembangan anak.
Dengan meluangkan waktu untuk hal-hal sederhana seperti mengantar anak ke sekolah, ayah juga memberikan contoh nyata tentang pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.
Anak-anak belajar banyak dari tindakan orang tua mereka, dan dengan melihat ayah mereka yang sibuk namun tetap menyempatkan waktu untuk mereka, anak-anak akan memahami nilai tanggung jawab dan cinta kasih yang mendalam(
Selain itu, ayah yang aktif terlibat dalam kehidupan anak-anaknya membantu mereka mengembangkan pandangan positif tentang peran orang tua dan hubungan keluarga.
Anak-anak yang melihat ayah mereka berperan aktif dalam kehidupan mereka cenderung tumbuh dengan sikap yang lebih positif terhadap kehidupan dan hubungan interpersonal.*