Mesir dan India Serta 8 Negara Ini Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia

Sabtu 17-08-2024,08:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

BACA JUGA:Ternyata Inilah Jumlah Provinsi di Indonesia Pasca Kemerdekaan, Hanya Berjumlah 8 Provinsi

6. Lebanon

Pada 29 Juli 1947, Lebanon menjadi negara Timur Tengah selain Mesir dan irak yang ikut mengakui kedaulatan Indonesia. Sama seperti negara lainnya, pengakuan de jure dari Lebanon menciptakan hubungan bilateral antar kedua negara.

7. Afghanistan

Afghanistan mengakui kedaultan Indonesia pada 23 September 1947. Menteri Luar Negeri Indonesia pertama, Ahmad Subardjo, menyebut “Mesir adalah negara pertama yang mengakui Republik Indonesia secara de jure. Setelah Mesir adalah Afghanistan.”

8. Arab Saudi

Arab Saudi yang termasuk dalam 7 negara di Liga Arab sejak tahun 1945 mengikuti jejak Mesir, Irak, Lebanon, Suriah untuk mengakui kedaulatan Indonesia di 21 November 1947. 

Setelahnya, banyak kerja sama terjalin antara RI-Arab Saudi dari bidang penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi hingga penyelenggaraan Haji telah terjalin sejak lama.

9. Yaman

Masih negara Timur Tengah, Yaman memberikan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia pada 3 Mei 1948. Sudah lebih dari 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Yaman terjalin dari mulai bidang politik, ekonomi, hingga sosial budaya.

10. Turki

Di daftar 10 negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia ada Turki. Negara berjuluk “Tanah Seribu Budaya” ini mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949 dan hubungan diplomatik telah dibangun pada 1950. 

Kedutaan besar Turki di Jakarta telah dibuka pada tanggal 10 April 1957.

Negara penjajah Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia, empat tahun setelah diproklamasikan. Belanda bahkan menganggap kemerdekaan Indonesia 27 Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.

Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005,  oleh Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu.*

Kategori :