Ahmad Yani menjadi seorang suami, dan ayah yang baik, dan bertanggung jawab. Tetap mencintai keluarga sepenuh hati hingga akhir hayat tiba pada 30 September 1965.
Saat PKI bersama anggota kontra Angkatan Darat melakukan upaya untuk menyingkirkan nama-nama yang terlibat dalam Dewan Jenderal, salah satunya Ahmad Yani.
Meskipun keberadaan Dewan Jenderal ini ternyata fiktif, namun PKI tetap melakukan penangkapan pada nama-nama yang mereka curigai sebagai kaki tangan Amerika Serikat. PKI juga membunuhnya secara keji di Lubang Buaya.
Sejak saat itu, Ahmad Yani dinyatakan gugur dalam tugas.
Esok harinya, pagi-pagi sebuah karangan dari bela flora dikirim ke rumahnya, sebagai ucapan ulang tahun dari Ahmad Yani untuk ibu dari anak-anaknya tercinta. Ternyata bunga itu sudah dipesan sejak sejak sebelumnya oleh sang Jendral untuk istrinya.
Sudah menjadi kebiasaan, setiap ulang tahun dikirimi karangan bunga, begitupun sang istri selalu mengirim bunga setiap ulang tahun Ahmad Yani. Bahkan sekarang karangan bunga ini masih terpajang.
Negara memberikan penghormatan tertinggi kepada Ahmadi Yani dengan gelar Pahlawan Revolusi. Hingga saat ini, untuk menghormati pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI, pada setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.*