BACA JUGA:Kejari Mukomuko Tetapkan 6 Jaksa Penuntut Kasus Dugaan Korupsi RSUD
BACA JUGA:Perbedaan Terbaru ASN PPPK dan PNS, Ternyata Mulai Dari Proses Seleksi Tak Sama
Mengenali dan menghindari situs phishing sangat penting untuk mencegah kebocoran data.
Dengan menghindari jebakan phishing, perusahaan dapat mencegah akses tidak sah ke akun dan data sensitif, yang sering menjadi pintu masuk bagi serangan siber yang lebih luas.
Rutin Melakukan Pembaruan Sofware
Pembaruan software secara teratur bukan hanya tentang mendapatkan fitur baru, tetapi juga tentang menutup celah keamanan yang ditemukan.
Penjahat siber sering memanfaatkan kerentanan dalam software yang tidak diperbarui.
Pembaruan software yang konsisten membantu menutup celah keamanan yang diketahui, membuat sistem perusahaan lebih tahan terhadap serangan siber.
Membuat Pengaturan Akses yang Tepat
Prinsip "least privilege" adalah konsep kunci dalam keamanan data. Ini berarti memberikan karyawan akses hanya ke data dan sistem yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka, tidak lebih.
Dengan membatasi akses, perusahaan dapat mengurangi risiko kebocoran data internal dan membatasi dampak jika kredensial karyawan tertentu disusupi.
Mengganti Kata Sandi Secara Berkala
Meskipun ada perdebatan tentang efektivitas penggantian password rutin, praktik ini tetap menjadi komponen penting dalam strategi keamanan yang komprehensif.
Penggantian password berkala dapat membantu mengurangi risiko jika password bocor tanpa sepengetahuan pengguna.
Rutin Melakukan Backup Data
Backup data yang teratur dan aman adalah pertahanan terakhir melawan kehilangan data, baik karena serangan siber maupun kegagalan sistem.