RMONLINE.ID – Di tengah hiruk-pikuk perkembangan teknologi, Starlink, layanan internet satelit ciptaan Elon Musk, menjadi topik perbincangan yang tak kunjung reda. Dengan armada satelit yang terus bertambah, Starlink berjanji akan membawa revolusi internet ke setiap sudut Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Namun, di balik kilauan janji tersebut, ada juga keraguan dan teori konspirasi yang mengikuti jejaknya.
Starlink menawarkan kecepatan unduh yang mengesankan, mencapai 100 Mbps, dan dalam beberapa uji coba, angka ini bahkan melonjak hingga 222 Mbps. Kecepatan ini bukan hanya angin segar bagi pengguna di kota besar, tapi juga harapan baru bagi warga di daerah terpencil yang selama ini hanya bisa bermimpi akan internet cepat. Dengan latensi rendah, sekitar 25 ms, Starlink berpotensi mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi.
BACA JUGA:Samsung Bocorkan Spesifikasi Ponsel Samsung S25 Series yang Bikin iPhone Minder!
Namun, tak semua pihak menyambut gembira. Pebisnis lokal mengernyitkan dahi, khawatir dengan strategi “jual rugi” yang diterapkan Starlink. Mereka berpendapat bahwa ini bisa mematikan kompetisi dan merugikan penyedia layanan internet lokal. Pemerintah pun dituntut untuk tidak hanya memanjakan pemain asing, tapi juga mendorong iklim usaha yang adil dan sehat.
Teori konspirasi seputar Starlink bermunculan bagai jamur di musim hujan. Ada yang khawatir satelit-satelit ini bisa menjadi alat pengawasan global yang disamarkan, ada pula yang takut data pribadi mereka akan jatuh ke tangan yang salah. Meski pemerintah telah menegaskan bahwa Starlink telah memenuhi semua persyaratan dan akan diawasi secara berkala, pertanyaan tetap menggantung: seberapa amankah Starlink?
Starlink telah mengantongi surat uji laik operasi (ULO) dan izin sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) ISP di Indonesia. Ini artinya, mereka telah mendapat lampu hijau untuk beroperasi. Dengan kerja sama yang telah dilakukan dengan Kementerian Kesehatan, Starlink tampak serius dalam mendukung infrastruktur digital Indonesia.
BACA JUGA:OpenAI Merilis ChatGPT Edu Untuk Mahasiswa dan dan Dosen, Apa Fungsinya?
BACA JUGA:Menjadi Semakin Canggih! Yuk Kenalan Sama Kecerdasan Buatan ChatGPT-4o
Namun, pertanyaan besar masih menggelayut: apakah Starlink akan menjadi jembatan yang menghubungkan Indonesia secara digital, ataukah justru akan menjadi sumber konflik baru? Apakah kehadiran mereka akan memperkaya keragaman layanan internet di Indonesia, atau justru akan menimbulkan monopoli baru yang merugikan?
Seiring dengan berjalannya waktu, kita akan melihat apakah Starlink akan menjadi bintang yang bersinar di langit digital Indonesia, atau hanya akan menjadi bintang jatuh yang penuh dengan kontroversi dan konspirasi. Yang jelas, mata kita akan terus tertuju pada langit, menantikan jawaban dari semua pertanyaan ini.*