Wanita Terakhir Dinikahi Soekarno Hanya Bertahan 2 Tahun, Ini Penyebabnya Terpisah

Senin 10-06-2024,07:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RMONLINE.ID - Tercatat dalam sejarah, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno termasuk sosok pria yang mengagumi kecantikan wanita, ia memiliki 9 orang istri.

Wanita terakhir yang dicintainya adalah, Heldy Djafar, mereka menikah pada tahun 1966 yang disaksikan Ketua DPA Idham Chalid dan Menteri Agama Saifud. 

Saat menikah, Soekarno sudah berumur 65 tahun, sedangkan Heldy Djafar masih 18 tahun, yaitu kelahiran 10 Agustus 1947 di Tenggarong, Kalimantan Timur.

BACA JUGA:Cerita Presiden Soekarno dan 670 Kupu-Kupu Malam Kesayangannya, Strategi Jitu

BACA JUGA:Saat Soekarno Diprank Idrus dan Markonah, Mengaku Raja dan Ratu Suku Anak Dalam

Setekah mereka menikah Kondisi politik tanah air sedang panas dan Soekarno menjadi tahanan politik. Hal ini membuat hubungan keduanya renggang dan akhirnya rumah tangga Soekarno dan Heldy Djafat hanya bertahan selama 2 tahun.

Sama dengan beberapa istri Soekarno lainnya, pernikahannya dengan Heldy Djafar juga sebuah cerita cinta yang penuh kontroversi, apalagi usia yang terpaut jauh.

Merujuk dari berbagai sumber, Heldy Djafar merupakan putri bungsa dari 9 bersaudara anak pasangan Hj. Djafar dan Hjh Hamiah, keluarga yang cukup terpandang. 

Menariknya, ketika Hj Hamiah mengandung Heldy, ia sempat melihat bulan bulat seutuhnya atau bulan purnama. Lalu seorang rekan H Djafar yang sedang bertandang ke rumahnya yaitu seorang Tionghoa meramalkan saat bayinya lahir harus dijaga hati-hati sampai beranjak dewasa. 

BACA JUGA:Keberadaan 57 Ton Emas Soekarno Di Bank Swis Terus Menarik Perhatian, Ini Kata Sejarawan

BACA JUGA:Fakta Kacamata Presiden Soekarno Yang Mitosnya Tembus Pandang

Waktu Heldy masih duduk di bangku SMP, seorang tante yang dianggap pandai meramal dan biasa disapa Mbok Nong mengatakan bahwa kelak jika dewasa, ia akan mendapatkan "orang besar". Sejak kecil, ia sudah khatam membaca Al-Qur'an.

Juga diceritakan, pada saat penumpang mobil menyebarkan selebaran berisi pengumuman bahwa akan ada pidato Presiden Soekarno di Samarinda.

Kakak kandung Heldy, Yus, ikut memunggut lembaran kertas itu sambil berdiri di balik pagar rumahnya, Jalan Mangkurawang. Heldy pun merengek ingin bertemu Presiden, namun ditolak.

Singkat cerita tamat SMP, Heldy pindah ke Jakarta, Heldy tinggal di rumah kakaknya Erham di Jalan Ciawi III nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Erham sendiri bekerja di sebuah perusahaan bank dan sudah memiliki tiga orang anak. 

Kategori :