RMONLINE.ID - Anak tunggal seringkali menjadi subjek berbagai mitos dan stereotip yang kurang menguntungkan.
Mulai dari dianggap manja, egois, hingga sulit bergaul. Tapi, benarkah ada yang disebut dengan sindrom anak tunggal? Yuk, kita bongkar bersama apakah ini mitos atau fakta!
Apa itu Sindrom Anak Tunggal?
Sindrom anak tunggal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik negatif yang konon dimiliki oleh anak-anak yang tidak memiliki saudara kandung.
BACA JUGA:Tips Anti Lemas Saat Puasa, Ibadah Lancar dan juga Produktif di Bulan Ramadhan
Stereotip ini biasanya mencakup sifat manja, egois, kurang mandiri, dan sulit berbagi. Istilah ini pertama kali muncul di awal abad ke-20 dan terus berkembang menjadi salah satu stigma yang melekat pada anak-anak tunggal.
Mitos yang Mengelilingi Anak Tunggal
1. Manja dan Egois
Salah satu mitos terbesar adalah bahwa anak tunggal cenderung manja dan egois. Orang sering berpikir bahwa karena tidak perlu bersaing dengan saudara kandung, anak tunggal selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa usaha.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa sifat manja atau egois lebih dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan keluarga daripada jumlah saudara kandung.
2. Kurang Mandiri
Ada anggapan bahwa anak tunggal kurang mandiri karena terlalu bergantung pada orang tua. Padahal, banyak anak tunggal yang justru tumbuh menjadi individu yang sangat mandiri karena terbiasa mengandalkan diri sendiri dalam banyak hal.
3. Sulit Bergaul
Mitos lainnya adalah bahwa anak tunggal sulit bergaul dan kurang memiliki keterampilan sosial. Faktanya, anak tunggal memiliki kesempatan untuk bersosialisasi di luar rumah, seperti di sekolah, tempat bermain, atau melalui kegiatan ekstrakurikuler.