RMONLINE.ID - Dalam sebuah ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat, beliau membahas topik yang sering menjadi pertanyaan di kalangan umat Islam, yaitu tentang pelaksanaan puasa Arafah. Apakah puasa ini harus dilakukan serentak dengan momen wukuf jemaah haji di Mekkah?
Puasa Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena keutamaannya yang besar.
Ustaz Adi Hidayat, dalam penjelasannya, menekankan bahwa puasa Arafah tidak sekadar tentang tanggal, melainkan juga tentang momentum wukuf yang dijalani oleh jemaah haji di padang Arafah.
BACA JUGA:Dihantui Isu Pungli, Pihak Sekolah Ketar-Ketir Hingga Minim Inovasi, Ini Langkah Diknas
BACA JUGA:Kronologis Kebakaran Yang Hanguskan Rumah Nelayan Air Rami, Ini Penyebabnya
Menurut Ustaz Adi Hidayat, terdapat perbedaan mendasar antara kata ‘shiyam’ dan ‘yaum’ dalam bahasa Arab. Shi’yam lebih mengarah pada momentum, sedangkan yaum berarti hari. Oleh karena itu, ketika Rasulullah SAW menyebut ‘shiyam Arafah’, beliau menunjuk pada momentum wukuf, bukan sekadar tanggalnya saja.
“Jadi, ketika kita berbicara tentang puasa Arafah, kita berbicara tentang sinkronisasi dengan momen wukuf, bukan hanya sekadar mengikuti kalender,” ujar Ustaz Adi Hidayat. Ini berarti bahwa puasa Arafah idealnya dilakukan ketika jemaah haji sedang berada di Arafah, meskipun secara geografis kita berada di tempat yang berbeda.
Hal ini membawa kita pada pemahaman bahwa puasa Arafah adalah tentang kesatuan umat Islam dalam beribadah, meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.
Ustaz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk melihat puasa Arafah sebagai kesempatan untuk menyelaraskan diri dengan umat Islam di seluruh dunia, yang pada saat yang sama, jemaah haji sedang berdoa dan beribadah di Arafah.
BACA JUGA:Juni Merupakan Bulannya Bung Karno, Karena 3 Peristiwa Penting Ini
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Seleksi Atlet Pelajar, Persiapan O2SN Tingkat Provinsi Bengkulu 2024
Dengan demikian, puasa Arafah menjadi simbol persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Ini adalah momen di mana umat Islam, di mana pun mereka berada, dapat merasakan ikatan spiritual yang mendalam dengan saudara-saudari mereka yang sedang berhaji, sekaligus mengharapkan pengampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Ustaz Adi Hidayat juga menambahkan bahwa puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar, di mana umat Islam yang menjalankannya dengan benar dapat mengharapkan pengampunan dosa-dosa mereka. Ini adalah kesempatan untuk introspeksi dan taubat, serta memperbaharui komitmen kita dalam menjalankan ajaran Islam.
Kesimpulannya, puasa Arafah adalah lebih dari sekadar ibadah rutin tahunan; ini adalah ekspresi dari kesadaran global umat Islam dan keinginan untuk bersatu dalam ibadah dan doa.
Mari kita manfaatkan momen berharga ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.*