4. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Toxic parenting juga bisa muncul dalam bentuk ekspektasi yang terlalu tinggi. Misalnya, orangtua yang mengharapkan anak selalu mendapatkan nilai sempurna di sekolah atau menjadi juara di setiap kompetisi.
BACA JUGA:Yuk Kenali Inner Child dan Jenis-Jenis Luka Inner Child Berdasarkan Penyebabnya
BACA JUGA:Ini Sosok Kajari Mukomuko Yang Baru, Rudi Iskandar ke Muara Enim
Ini bisa membuat anak merasa tertekan dan stres. Lebih baik, hargai usaha anak dan bantu mereka mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
5. Perlakuan yang Tidak Adil
Perlakuan yang tidak adil, seperti membanding-bandingkan anak dengan saudara atau teman, bisa menimbulkan rasa iri dan kebencian. Setiap anak unik dan memiliki kelebihannya masing-masing.
Jadi, hargai perbedaan dan perlakukan mereka secara adil.
6. Tidak Memberi Contoh yang Baik
Orangtua yang tidak memberi contoh yang baik, seperti berbicara kasar atau berperilaku buruk, bisa membuat anak meniru hal yang sama.
Jadi, jadilah teladan yang baik bagi anak-anakmu. Tunjukkan perilaku positif dan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menggunakan Kekerasan
Menggunakan kekerasan fisik atau verbal untuk mendisiplinkan anak adalah salah satu bentuk toxic parenting yang paling berbahaya. Ini bisa meninggalkan trauma mendalam pada anak.
Hindari kekerasan dalam bentuk apapun. Gunakan pendekatan yang lebih lembut dan penuh kasih sayang untuk mendidik anak.
Menghindari toxic parenting adalah langkah penting bagi orangtua untuk memastikan anak-anak tumbuh dengan sehat secara emosional dan mental.
Salah satu caranya adalah dengan memberikan kebebasan pada anak untuk membuat keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan mereka.