Misalnya, jika bandara utama dalam suatu wilayah mengalami gangguan akibat gempa, bandara alternatif yang biasanya digunakan untuk mengalihkan penerbangan juga dapat terpengaruh.
Ini dapat menyebabkan penumpukan penerbangan dan penundaan yang luas di seluruh wilayah tersebut.
Namun, meskipun gempa bumi dapat mengganggu operasi penerbangan, industri penerbangan biasanya memiliki prosedur darurat dan rencana kontinuitas bisnis yang dirancang untuk mengatasi situasi darurat seperti itu.
Bandara dan maskapai penerbangan biasanya bekerja sama dengan otoritas penerbangan sipil dan badan pengatur lainnya untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang serta kru penerbangan.
Dalam beberapa kasus, penerbangan mungkin dibatalkan atau dijadwal ulang untuk alasan keamanan selama gempa bumi. Ini bertujuan untuk melindungi penumpang dan kru penerbangan dari risiko yang terkait dengan operasi udara selama kondisi yang tidak aman.
Namun, jika gempa terjadi di wilayah yang jauh dari bandara atau tidak mengganggu infrastruktur atau operasi penerbangan, penerbangan mungkin tetap berjalan seperti biasa.
Dengan demikian, meskipun gempa bumi dapat menyebabkan gangguan pada operasi penerbangan, industri penerbangan memiliki protokol dan prosedur yang dirancang untuk mengatasi situasi darurat tersebut dengan aman dan efisien.
Penting untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari otoritas penerbangan dan maskapai penerbangan selama gempa bumi untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan udara.*