RADARMUKOMUKO.COM - Nyamuk penyebar Demam Berdarah Dengua (DBD) di Mukomuko makin merajalela.
Terbukti dari banyaknya kasus DBD dan terus bertambah hingga sekarang.
Catatan Dinas Kesehatan Mukomuko, hingga sekarang tak kurang dari 225 kasus DBD di Mukomuko, bahkan 2 korban meninggal dunia.
Yang menjadi persoalan, ternyata pihak Dinas Kesehatan hingga puskesmas tidak memiliki obat untuk poging, sehingga banyak permintaan dari desa agar daerah ditemukan kasus DBD dipoging, tak terlaksana.
BACA JUGA:Mengagetkan Semua Daerah, Pengangkatan PPPK 2023 Dibatalkan, Khusus Formasi Ini
Sekda Dr. Abdianto, M.Si mengatakan dirinya banyak mendapat laporan dari warga dan bahkan pihak puskesmas, soal tak tersedianya obat untuk poging.
Ini tentu menjadi perhatian bersama dan harus segera ditetapkan jalan keluarnya.
Salah satu solusi yang disampaikan penggunaan anggaran tak terduga pemerintah daerah.
Sebab ini mebyangkut dengan keselamatan masyarakat banyak, apapun harus segera diselesaikan.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Sediakan Lowongan Tamatan SMA Sederajat Ikut Tes ASN PPPK
"Saya dapat laporan dari desa dan puskesmas terkait tidak tersedianya obat poging ini. Maka kita harus selesaikan, harusnya itu ada, kalaupun tidak banyak," kata Sekda saat hadiri rapat koordinasi lintas sektoral dalam upaya penanggulangan penyakit potensial KLB (DBD).
Kepala dinas kesehatan Mukomuko, Buatam Bustomo mengakui kekurangan ini.
Namun dirinya juga menjelaskan poging tidak menyelesaikan masalah keseluruhan.
BACA JUGA:Disdikbud Mukomuko Siap Kirim Peserta FLS2N 2024
Namun ini harus dilakukan, dimana poging dilaksanakan di daerah ditemukan kasus dengan radius 100 meter kiri kanan.