RADARMUKOMUKO.COM - Pertempuran Bojong Kokosan tidak tercatat dalam historiografi Indonesia dan tidak diketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Namun tahukan kamu, bagi warga Sukabumi dan sekitarnya, peristiwa ini memiliki makna tersendiri yang begitu mendalam di ingatan mereka.
Pertempuran Bojong Kokosan merupakan, pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris (Sekutu) yang hendak memperkuat pasukannya di Bandung disergap para pejuang Indonesia di Bojong Kokosan, Sukabumi.
Peristiwa Bojongkokosan atau juga dikenal perang konvoi berlangsung pada 9 hingga 12 Desember 1945, ini merupakan peristiwa heroik yang dilakukan oleh rakyat Sukabumi yang disusun oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Letnan Kolonel Eddie Sukardi sebagai pimpinannya.
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu! Inilah Manfaat Mode Baca Pada Perangkat Elektronik
BACA JUGA:Sejarah Perang Kedongdong 2 Tahap, Awal Mula Hingga Cara Licik Belanda
Mereka ingin melakukan pemblokan terhadap pasukan sekutu yang diboncengi NICA untuk kembali menduduki kekuasaannya di Indonesia. Bahkan peristiwa ini disebut menjadi salah satu pemicu Bandung Lautan Api yang diketahui sebagai pertempuran besar.
Singkat cerita, melansir dari berbagai sumber, pada 29 September 1945, Panglima Skadron Penjelajah V Inggris, Laksamana Muda W.R. Patterson tiba bersama Ch. O. van Der Plas, Wakil Kepala Netherlands Indies Civil Administration (NICA) untuk membentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Mereka melakukan konvoi Allied Prisoners of War and Internees (APWI), yang bertugas melakukan pengiriman dan pemulangan tahanan perang.
Dengan pengamanan ketat yaitu dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats, satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab, India. Konvoi ini terdiri atas 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon, dan Brencarrier.
Melansir dari kumparan.com, Letnan Kolonel Eddie Sukardi selaku pimpinan perang membagi empat batalion resimen TKR Sukabumi dengan menyebarkannya secara rata guna mempermudah jalannya penyerangan berdasarkan rancangan strategi dan taktik yang telah dipersiapkan.
Di batalion 1, Mayor Yahya Bahram Rangkuti adalah pemimpin yang bertugas mengawasi seluruh front di sepanjang jalan raya Cigombong-Cibadak.
Batalion 2, di bawah pimpinan Mayor Harry Soekardi bertugas mengawasi garis pertempuran sepanjang jalan raya Cibadak sampai dengan kota Sukabumi Bagian Barat.
Batalion 4, di bawah pimpinan Mayor Abdurahman bertugas mengawasi garis pertempuran sepanjang jalan kota Sukabumi bagian Timur sampai dengan lokasi jalan raya Gekbrong. Batalion 3, yang dipimpin oleh kapten Anwar mengawasi garis pertempuran dari Gekbrong sampai dengan Jalan Raya Ciranjang.
BACA JUGA:Sejarah Pemilihan Bahasa Indonesia, Karena Kedudukannya Kala Itu?