BACA JUGA:Bawaslu Mulai Rekrut Calon Panwascam Pilkada 2024, Bagi Yang Berminat Siapkan Diri
BACA JUGA:Target Investasi Mukomuko Naik Rp3 Triliun, DPMPTSP : Butuh Penguatan Pemasaran
Maka diminta kecamatan, kelurahan dan desa juga mengencarkan gerakan 3M plus. Dimana gerakan ini dapat memberantas sarang nyamuk, serta melakukan foging di tempat-tempat yang sudah terdampak oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD.
"Yang lebih efektif itu yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang)," jelasnya.
Ia juga menyarankan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
Lalu, gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, melakukan pengecekan di tempat penampungan air.
Pola sebaran demam berdarah memang dinamis. Daerah yang sebelumnya terdapat kasus dengan jumlah banyak cenderung terpacu melakukan pencegahan secara masif. Hal itu menjelaskan mengapa daerah yang terpapar banyak DBD tahun lalu, seperti di Kecamatan Pondok Suguh, Lubuk Sanai dan yang lainnya pada tahun ini relatif terkendali.
Jajat juga mengakui, sulitnya mengendalikan peredaran nyamuk Aedes aegypti pada musim hujan. Banyaknya genangan air menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi inang virus dengue.
Kondisi itu tidak diiringi oleh tindakan pencegahan yang masif dan ketat, seperti menggalakkan gerakan 3M.*