Pneumothorax terbagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu pneumothorax trauma dan spontan. Sementara berdasarkan tingkat keparahannya terbagi menjadi tiga, yaitu simple pneumothorax, tension pneumothorax, dan open pneumothorax.
Kemudian, pneumothorax terjadi ketika udara dari dalam paru-paru bocor ke rongga dada. Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
Namun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumothorax diantaranya seperti cedera pada dada, benturan atau luka tusuk. Mengalami penyakit paru-paru, seperti asma, kanker paru-paru, atau cystic fibrosis.
Gangguan keseimbangan udara pada dada karena penggunaan alat bantu pernapasan ventilator.
Pecahnya kantung berisi udara di luar paru-paru yang disebabkan oleh PPOK atau emfisema.
Gaya hidup seperti penggunaan narkoba, merokok, scuba (menyelam di laut), atau olahraga terbang yang melibatkan perubahan tekanan udara secara drastis (misalnya bermain parasut).
Berjenis kelamin pria dan berusia 20–40 tahun. Memiliki postur tubuh kurus dan tinggi, seperti penderita sindrom Marfan. Memiliki keluarga yang dengan riwayat pneumothorax.*