Pantangan ini juga menunjukkan bagaimana masyarakat Sumatera menghargai setiap individu dalam kelompok.
Dengan menghindari posisi tengah dalam foto, mereka percaya bahwa ini dapat melindungi individu tersebut dari energi negatif yang mungkin terkonsentrasi di tengah.
Ini adalah contoh dari bagaimana kepercayaan tradisional dapat mempengaruhi perilaku sosial dan interaksi antar manusia dalam masyarakat.
Pantangan berfoto dalam jumlah ganjil adalah salah satu dari banyak pantangan yang ada di Sumatera, yang semuanya memiliki tujuan untuk membimbing masyarakat dalam menjalani kehidupan yang harmonis dan seimbang.
Pantangan-pantangan ini adalah bagian dari jalinan kebudayaan yang kompleks dan mempesona, yang terus dipelihara dan dihormati oleh masyarakat Sumatera sebagai warisan yang berharga.*