Mereka juga sering kali meminjamkan segala perlengkapan, jika ada warga desa lain yang membutuhkannya.
Namun sayangnya, banyak warga yang tidak jujur saat meminjam barang, hingga akhirnya membuat hubungan tersebut menjadi rusak.
Karena kejadian tersebut terjadi berkali – kali, akhirnya Suku Oni memilih untuk hidup menjauh dari warga sekitar, dan lebih suka menutup diri.
Dan setelah mengisolasi diri, Suku Oni mulai menyeleksi orang – orang dari luar desa, jika ingin berkomunikasi dengan mereka.
Karena suku oni kurang suka dengan keberadaan manusia yang datang ke wilayah teritorinya, membuat Suku Oni sangat cerdik dalam bersembunyi. Dalam sekejap, keberadaanya dapat menghilang di pedalaman hutan.
Suku Oni di Bone, karena lebih memilih tinggal di dalam gua yang berada di hutan.
Tempat tinggal dari masyarakat Oni sendiri tidak terlalu mudah untuk dikunjungi, karena mulut guanya yang sulit untuk dilalui manusia bertubuh normal.
Meskipun begitu, bagian dalam guanya memiliki situasi yang berbeda dengan bagian luarnya. Ukuran dalamnya terbilang sangat luas, dan juga bertingkat-tingkat.
Walau bermukim di dalam gua, namun kehidupan Suku Oni sangat harmonis. Pasalnya, mereka hidup secara berkelompok, bersama dengan seluruh komunitasnya.
Keseharian dari Suku Oni di Bone, mereka suka menggunakan pakaian terbuat dari kulit kayu, yang dianyam menjadi pakaian.
Dan untuk makan sehari-hari, mereka bergantung pada buah-buahan yang tumbuh di hutan, atau di sekitar gua tempat mereka tinggal.
Sejauh ini, tidak banyak orang yang berhasil untuk bisa berkomunikasi dengan mereka.
Demikian cerita singkat suku oni, semoga informasi ini menambah pengetahuan terkait keragaman suku bangsa di nusantara.*