2. Memandang segera sesuatu hanya dalam satu kacamata
Ketika kita terlalu fokus pada diri sendiri dalam hubungan, kita cenderung memandang segala sesuatu dari kacamata diri kita sendiri.
Ini bisa menjadi penyebab miskomunikasi karena kita tidak selalu mempertimbangkan sudut pandang atau perasaan pasangan kita.
Contoh, kamu mungkin berpikir bahwa melakukan sesuatu dengan cara tertentu adalah yang terbaik tanpa mempertimbangkan preferensi atau keinginan pasanganmu.
Untuk menghindari miskomunikasi yang disebabkan oleh pandangan yang terlalu egois, penting untuk mempraktikkan empati dan mempertimbangkan perspektif pasanganmu.
Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang mereka dan berbicara dengan cara yang mengakomodasi perasaan dan kebutuhan mereka. Ini akan membantu menciptakan keseimbangan dalam hubungan dan mengurangi kemungkinan miskomunikasi.
3. Percaya pada asumsi yang belum terbukti
Salah satu penyebab utama miskomunikasi dalam hubungan adalah asumsi yang tidak terbukti.
Kamu mungkin sering membuat asumsi tentang apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pasanganmu tanpa benar-benar mengkomunikasikannya secara langsung. Ini bisa menjadi sumber konflik yang tidak perlu.
Sebagai contoh, kamu menganggap bahwa pasanganmu marah padamu tanpa memiliki bukti yang cukup, yang kemudian bisa mengarah pada kesalahpahaman dan pertengkaran.
Sangat penting untuk selalu memberikan kesempatan bagi pasanganmu untuk menjelaskan diri mereka sendiri daripada mengandalkan asumsi semata.
Konunikasi terbuka dan jujur adalah kunci untuk mengatasi masalah miskomunikasi ini. Jika kamu merasa bingung atau tidak yakin tentang sesuatu, tanyakan langsung kepada pasanganmu daripada membuat asumsi yang berpotensi merusak hubungan*