RADARMUKOMUKO.COM – EYE IN THE SKY merupakan film dengan genre thriller dari Inggris yang dirilis pada tauun 2015.
Kisah dari film ini bermuladi Nairobi, Kenya, di mana Alia Mo'Allim, seorang gadis kecil, bermain hula-hoop di halaman belakangnya.
Kolonel Angkatan Darat Inggris Katherine Powell bangun dan mendengar bahwa agen rahasia Inggris/Kenya telah dibunuh oleh kelompok Al-Shabaab.
Dari Markas Besar Northwood, dia memimpin misi untuk menangkap tiga dari sepuluh pemimpin Al-Shabaab tingkat tinggi, yang bertemu di rumah aman di Nairobi.
Tim multinasional pun bekerja pada misi penangkapan, terhubung melalui sistem video dan suara.
BACA JUGA:Mau Daftar KIP Kuliah Merdeka? Ini Hal yang Harus DIperhatikan
BACA JUGA:Ngga Cuma AGAK LAEN, Inilah Sederet Film Bioskop Komedi Indonesia yang Meraih Penonton Tertinggi
Pengawasan udara disediakan oleh drone USAF MQ-9 Reaper yang dikendalikan dari Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada oleh Letnan Satu Steve Watts.
Agen lapangan rahasia Kenya, termasuk Jama Farah, menggunakan kamera ornithopter dan insectothopter jarak pendek untuk menghubungkan intelijen darat.
Kemudian, pasukan khusus Kenya ditempatkan di dekatnya untuk melakukan penangkapan.
Pencocokan wajah untuk mengidentifikasi target manusia dilakukan di Pusat Intelijen Gabungan Pasifik di Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbor di Hawaii.
Misi tersebut diawasi di Inggris oleh pertemuan COBRA yang melibatkan Letnan Jenderal Inggris Frank Benson, dua menteri penuh, dan seorang menteri di bawah sekretaris.
Farah menemukan bahwa ketiga target tingkat tinggi sekarang membekali dua pembom bunuh diri untuk apa yang diasumsikan sebagai serangan terhadap target sipil.
Kemudian, Powell memutuskan bahwa ancaman bom yang akan datang mengubah tujuan misi dari ‘tangkapan’ menjadi ‘bunuh’.
Dia pun meminta Watts untuk mempersiapkan serangan misil Hellfire yang presisi pada bangunan tersebut, dan meminta pendapat penasihat hukum Angkatan Darat Inggris.