RADARMUKOMUKO.COM - Susu adalah salah satu produk pangan hewani yang memiliki nilai gizi tinggi dan lengkap.
Namun, produksi susu dari peternakan sapi, kambing, domba, atau unta juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air.
Oleh karena itu, beberapa peneliti mencoba mencari alternatif susu yang lebih ramah lingkungan dengan cara menumbuhkan sel-sel hewan di laboratorium.
Salah satu laboratorium yang melakukan hal ini adalah Tortoise, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Singapura.
Tortoise mengklaim bahwa mereka dapat menghasilkan susu dari sel-sel hewan mamalia, seperti sapi, kambing, domba, dan unta, tanpa harus memelihara atau memerah hewan tersebut?
BACA JUGA:4 Perbedaan Kadungan Kepadatan Susu Hewani, Domba, Kambing, Kuda dan Sapi
Mereka menggunakan bioreaktor raksasa untuk menumbuhkan sel-sel hewan yang kemudian mengeluarkan cairan susu melalui sedotan kecil.
Tortoise berencana untuk menempatkan bioreaktor ini di berbagai belahan dunia untuk memenuhi kebutuhan susu global.
Tortoise mengatakan bahwa susu buatan laboratorium ini memiliki kualitas dan kandungan gizi yang sama dengan susu asli, bahkan lebih baik karena tidak mengandung hormon, antibiotik, atau patogen.
Mereka juga mengklaim bahwa susu ini lebih ramah lingkungan karena mengurangi emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air yang dibutuhkan untuk produksi susu konvensional.
Namun, tidak semua orang yakin dengan klaim Tortoise. Beberapa ahli gizi dan kesehatan mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari konsumsi susu buatan laboratorium ini.
BACA JUGA:Data Sirekap KPU Membuat Caleg Belum Bisa Tenang, Beda Dengan Hitungan Internal
Mereka menilai bahwa susu ini belum teruji secara klinis dan belum memiliki izin dari otoritas pangan dan obat-obatan.
Mereka juga meragukan apakah susu ini dapat memberikan manfaat kesehatan yang sama dengan susu asli, seperti meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis, dan menjaga keseimbangan bakteri usus.
Selain itu, beberapa aktivis lingkungan dan hak asasi hewan juga menentang produksi susu buatan laboratorium ini.